Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BERAWAL dari hilangnya sekitar 300 hektare hutan mangrove di Polewali Mandar dalam lima tahun ini, puluhan mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Majene didampingi dosen mereka turun ke desa untuk mengampanyekan pentingnya menyelamatkan mangrove. Penyelamatan mangrove ini diwadahi dalam gerakan pelestarian mangrove yang dikemas dalam program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) yang bertajuk Pemanfaatan Vegetasi Mangrove untuk Kedaulatan Ekonomi Masyarakat yang dilaksanakan pada April hingga awal Mei lalu.
Dua desa di pesisir Kabupaten Polewali Mandar menjadi objek KKN mahasiswa, yakni Desa Galeso dan Desa Tumpiling, Kecamatan Wonomulyo. Saat menyaksikan banyaknya pohon mangrove ditebang, peneliti mangrove dari Unsulbar Suparjo Razasli Carong menjelaskan luas lahan mangrove di Polewali Mandar pada 2008 ialah 650 hektare.
"Saat ini hutan mangrove yang tersisa hanya 300-an hektare. Hilangnya mangrove ini karena diubah menjadi lahan tambak. Di samping itu warga tidak tahu fungsi tanaman itu sehingga gampang saja ditebang," kata Suparjo saat mendampingi para mahasiswa KKN, awal Mei lalu.
Para mahasiswa sudah dibekali dari kampus bagaimana cara mengelola mangrove ini untuk memberikan nilai tambah. Kali ini hasil praktik di kampus diterapkan di desa.
Mereka mengajak warga desa untuk berpartisipasi. "Kami membuat inovasi mulai sirop, keripik, teh daun, jus, roti, hingga lulur yang seluruhnya bahan baku dari mangrove," kata Irwan, koordinator kecamatan KKN PPM Unsulbar, Kecamatan Wonomulyo. Warga desa pun antusias ikut dalam pelatihan membuat makanan dan minuman serta lulur dari mangrove. "Alhamdulillah masyarakat desa antusias.
Mereka tertarik untuk mengembangkan produk. Harapan kami bila buah dan daunnya bisa menjadi produk ekonomi, kelestarian pohon mangrove dapat terwujud. Masyarakat akan aktif menanam dan memelihara mangrove," kata Irwan. Dia mencontohkan lulur kecantikan yang berasal dari mangrove jenis Xylocarpus granatum. Sementara itu, roti dari mangrove jenis Avicennia marina dibuat jadi tepung. Mangrove jenis Acanthus cocok untuk teh dan mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza untuk sirop.
Kepala Desa Galeso, Suardi, memberikan apresiasi lahirnya inovasi-inovasi dan upaya pelestarian mangrove di wilayahnya. "Selama ini kayu mangrove untuk kayu bakar. Kami tidak tahu mangrove punya banyak manfaat. Dengan adanya inovasi, mereka bisa punya penghasilan tambahan," kata Suardi. Pemerintah desa yang ia pimpin siap melanjutkan inovasi produk mangrove dengan bimbingan dari Unsulbar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved