Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DETASEMEN Khusus 88 Antiteror Polri bersama Ditreskrimum Polda Jabar didamping petugas dari Polres Cimahi menggeledah rumah terduga teroris di Kampung Cijerah, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (6/6).
Menurut informasi warga, rumah yang digeledah milik Fani Suherman, pria berusia sekitar 30 tahun yang kurang dari setahun terakhir ini berdagang bubur sumsum keliling.
"Fani asli orang sini, rumahnya masih satu tempat dengan orangtuanya, tapi kedua orangtuanya sudah meninggal," kata seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan rumah Fani, Sulaesih, 64.
Sulaesih begitu mengenal sosok Fani karena lahir dan dibesarkan di kampung ini. Sebelum jadi pedagang bubur sumsum, Fani bekerja sebagai guru honorer mengajar Bahasa Inggris di sebuah SMA.
"Baru sekitar enam bulan jualan, kalau bulan puasa jualannya disetop dulu," tutur Sulaesih lagi.
Ia mengaku tidak mengetahui Fani dibekuk polisi atas dugaan terlibat kasus tindak terorisme. Sebab, tidak ada hal yang mencurigakan sebelum ia ditangkap, bahkan pada Selasa pagi, istri Fani seperti biasa masih berbelanja ke warungnya.
"Tidak ada yang mencurigakan, tiap hari juga bertemu dengan mereka," bebernya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan, penangkapan FS (Fani Suherman) dilakukan karena ia diduga terlibat tindak jaringan terorisme di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
"Bersama FS, berarti polisi telah mengamankan enam orang terduga pelaku dari tempat yang berbeda-beda, termasuk dua pelaku bom bunuh diri berinisial AS dan INS," ungkap Yusri.
Yusri mengungkapkan, FS ditangkap Senin (5/6) siang, di sekitar kampungnya dan kini sedang diperiksa di Polda Jabar, pemeriksaan juga untuk mendalami perannya dalam kasus bom di Kampung Melayu.
Berdasarkan keterangan empat orang yang diamankan sebelumnya, ada keterkaitan jika FS merupakan jaringan teroris dari kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
"Mereka semuanya satu tim pengajian, hasil penyelidikan beberapa barang bukti yang kami dapatkan memang pernah ada percakapan dan mereka ini sering mengadakan perkumpulan. Kami coba dalami lagi untuk mengetahui apakah masih ada barang bukti atau pelaku lain yang tersangkut dengan pembuatan dan perakitan bom. Mudah-mudahan secepatnya bisa terungkap," terangnya.
Perilaku FS mulai berubah sejak setahun terakhir setelah mulai terlibat dalam pengajian bersama terduga pelaku lainnya, FS bahkan mengundurkan diri dari guru dan memilih pekerjaan menjadi pedagang makanan bubur sumsum. Dari hasil penggeledahan selama dua jam, polisi mengamankan beberapa barang bukti di antaranya 6 unit telepon genggam, dokumen tentang ajaran jaringan kelompok JAD, dan buku-buku agama. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved