Peta Bencana Kekeringan di Temanggung Tambah Dua Kecamatan

Tosiani
05/6/2017 16:07
Peta Bencana Kekeringan di Temanggung Tambah Dua Kecamatan
(ANTARA/YUSUF NUGROHO)

WILAYAH terdampak krisis air bersih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada musim kemarau tahun ini dipastikan akan meluas ke tujuh desa di dua kecamatan yang sebelumnya tidak masuk zona kekeringan.

Kasi Penanganan Darurat dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi mengatakan, dari tujuh desa yang baru didata berpotensi kekeringan tersebut, dua diantaranya masuk wilayah Kecamatan Tretep dan lima desa lainnya masuk Kecamatan Bejen.

"Pada 2015 dan sebelum-sebelumnya, tujuh desa di dua kecamatan itu belum pernah masuk peta bencana kekeringan. Kalau 2016 memang ada hujan sepanjang tahun jadi bebas krisis air. Masuk kemarau 2017 ini, camat dari Bejen dan Tretep sudah mengirimkan proposal untuk droping air bersih," kata Gito, Senin (5/6).

Dijelaskan Gito, pada kemarau 2015 terdata ada 30 desa di 12 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Dengan masuknya tujuh desa di dua kecamatan baru, maka wilayah kekeringan pada kemarau 2017 ini menjadi 37 desa tersebar di 14 kecamatan. Semua wilayah itu sudah mengirim proposal pada BPBD untuk masuk peta rawan kekeringan tahun ini, sehingga
perlu disiapkan droping air.

Menurut Gito, dengan meluasnya peta kekeringan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung juga menambah alokasi dana untuk droping air bersih menjadi 350 tangki. Pada kemarau 2015, anggaran droping air bersih hanya diberikan 250 tangki dari APBD II.

"Untuk proposal peta rawan kekeringan yang sudah masuk akan kami verifikasi dulu, mana - mana saja yang sudah perlu droping air bersih. Tapi untuk tujuh desa di dua kecamatan baru itu juga sudah mengajukan permintaan untuk pipanisasi," pungkas Gito. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya