Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PROYEK irigasi di Desa Kelarik Kecamatan Bunguran Utara Natuna, Kepulauan Riau, yang dibangun sejak 2011 yang sudah menghabiskan dana ratusan miliar hingga saat ini belum bisa dimanfaakan oleh masyarakat.
Saat ini proyek irigasi tersebut masih dilanjutkan dan pada 2017 ini dikucurkan anggaran sebesar Rp 35 miliar lebih untuk membangun parit dan jalan sepanjang 7 kilometer. Pembangunan irigasi ini sempat menjadi sorotan anggota DPRD Provinsi Kepri, Tawarich yang menilai pengerjaannya tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Menurut dia, pengawasan pembangunan irigasi di Kelarik tidak jalan dan menyebab pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana induk. Berbagai elemen masyarakat di Natuna sudah mengkritisi proyek irigasi yang terlihat ganjil itu. Bahkan warga juga sudah melaporkan proyek tersebut ke Kejaksaan Negeri Natuna.
"Proyek itu sudah lama, dan pembangunan irigasi di Kelarik merupakan kegiatan di Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, yang dimulai 2011 lalu, dikerjakan PT Gompar Palluga Jaya.Tujuannya untuk membantu suplai pengairan pertanian masyarakat. Dengan letak irigasi, warga pesimis bisa dimanfaatkan. Karena terlalu jauh dari pemukiman warga, tapi belum kelar-kelar juga," katanya.
Hingga kini, ucapnya, warga masih manfaatkan aliran sungai untuk pertanian. Irigasi yang dibangun belum bisa dimanfaatkan warga sampai sekarang.
Seperti diketahui pembangunan irigasi tidak hanya di tahun 2011, tetapi dilanjutkan 2013 dan dikerjakan PT Benteng Indo Raya. Proyek dianggarkan sebesar Rp 10 miliar. Proyek belum selesai, dilanjutkan pada 2014. Dari APBN dikucurkan anggaran sebesar Rp 17 miliar dan dilanjutkan pada 2015 dengan anggaran untuk proyek irigasi sebesar Rp 20 miliar. Pada 2016 dikucurkan anggaran sebesar Rp 25,279 miliar.
Tokoh masyarakat setempat, Wan Sanusi mengaku, proyek irigasi tersebut belum selesai dan belum bisa dimanfaatkan masyarakat. Pada 2017 ini dari APBN dikucurkan kembali anggaran sebesar RP35 miliar lebih untuk membangun parit sepanjang 7 kilometer.
"Proyek irigasi itu belum juga selesai sekarang. Anggarannya sudah ratusan miliar. Dulunya proyek irigasi itu tidak pernah dipasangi papan pengumuman proyek. Baru sekarang terlihat. Sekarang pun sudah dilaporkan ke Kejaksaan," ujar Wan Sanusi.
Menurut informasi di lapangan, Direktur Utama PT Benteng Indo Raya sudah datang ke Kejaksaan dan menemui Kajari Natuna Efrianto. Namun Efrianto belum bisa dikonfirmasi terkait kelangsungan proyek irigasi 2016 yang pengerjaannya belum selesai itu.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved