Di Bantul, Ditemukan Penjualan Gas Elpiji di Atas HET

Agus Utantoro
01/6/2017 15:50
Di Bantul, Ditemukan Penjualan Gas Elpiji di Atas HET
(ANTARA/Noveradika)

DINAS Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan indikasi adanya penjualan gas elpiji bersubsidi (PSO) atau yang dikenal dengan gas elpiji isi 3kg atau gas melon dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.

Kepala Bidang Sarana Prasarana Distribusi Perdagangan pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Yuswarseno, Kamis mengungkapkan, indikasi penjualan elpiji diatas HET itu diketahui saat pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di wilayah Pasar Imogiri.

Menurut dia, dari hasil inspeksi mendadak itu, dua pengecer gas mengaku telah membeli gas elpiji di pangkalan dengan harga pada kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung.

“Padahal HET elpiji tiga kilogram yang ditetapkan untuk wilayah Bantul sebesar Rp15.500 per tabung, sehingga semua pangkalan resmi yang dapat pasokan barang dari agen Pertamina wajib menjual sesuai HET yang telah ditetapkan itu,” jelasnya di Bantul, Rabu (31/5).

Yus menjelaskan, kepada kedua pengecer itu, tim yang diterjunkan menanyakan dari mana kedua pengecer itu mendapatkan gas elpiji 3kg yang dijualnya itu. Kedua pengecer, tambahnya menunjuk pangkalan tempat mereka membeli yang ada di Kawasan Pasar Imogiri. Menurut dia, kedua pengecer itu membeli kulakan di dua pangkalan yang berbeda.

“Yang satu mendapatkan dengan harga Rp18.000 per tabung dan pengecer lainnya mendapatkan dengan harga Rp20.000 per tabung,” katanya.

Oleh pengecer, gas tersebut kemudian dijual dengan harga Rp21.000.

"Melihat kondisi seperti ini bukan tidak mungkin ada permainan harga di pangkalan, karena sudah ada dua pengecer dapat setoran dari pangkalan Rp18 ribu sampai Rp20 ribu dan ini harus kita telusuri," katanya.

Yuswarseno juga menjelasikan, dalam inspeksi mendadak itu tim menemukan adanya peredaran gas elpiji bersubsidi yang tidak sesuai dengan rayon atau wilayah distribusi.

Ia menjelaska, tim menemukan tutup tabung elpiji tiga kilogram berwarna putih dijual pengecer, padahal seharusnya untuk Bantul tutup berwarna coklat.

"Yang seperti ini kan berarti beda daerah, atau lintas kabupaten, padahal sudah diatur kalau untuk Bantul warna tutupnya coklat. Artinya akan kami telusuri," katanya.

Ia mengatakan belum mengetahui dari daerah mana di DIY tabung dengan tutup warna putih tersebut. Namun elpiji tersebut dipastikan bukan berasal dari agen elpiji di Bantul karena dari Pertamina sudah mengatur wilayah distribusi sesuai warna tutup.

"Bantul kan warna coklat tapi tadi ada yang warna putih yang jelas bukan dari Bantul, ada indikasi permainan dalam kondisi ini, artinya di sana kelebihan elpiji karena bisa jual ke sini (Bantul), karena peredaran sudah ditentukan," katanya.

Yuswarseno mengatakan karena ada elpiji luar daerah yang beredar di Bantul, ia yakin hal itu yang membuat harga elpiji tersebut dijual pengecer lebih mahal. Bahkan pengakuan dari pengecer harga kulakan mencapai Rp20 ribu per tabung dari pangkalan. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya