Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
ANTISIPASI Kerawanan Sosial dan Keamanan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Selasa (30/5) mengukuhkan 191 orang sebagai Jaga Baya (Jaga Warga) yang memiliki tugas di masing-masing desa atau kelurahan.
Jaga Warga yangyang dilantik di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta ini terdiri dari unsur kelurahan dan desa tersebut diharapkan bisa berkontribusi memberi rasa aman dan nyaman bagi warga di kawasan masing-masing.
Dalam pesannya, Sri Sultan mengemukakan, permasalahan yang timbul di lingkungan warga, tidak semuanya harus diselesaikan melalui laporan polisi. Namun, banyak hal yang dapat diselesaikan oleh warga sendiri.
“Jangan sedikit-sedikit permasalahan dilaporkan ke polisi. Banyak hal yang dapat diselesaikan sendiri oleh warga, meski dapat berjenjang ke atas hingga bupati. Kalau tidak bisa dirampungkan sendiri, lapor sampaikan ke Dukuh. Dukuh tidak mampu ke Lurah, Lurah tidak mampu ya ke Camat, demikian selanjutnya,” katanya.
Pada kesempatan itu Sri Sultan mengemukakan, keberadaan Jaga Baya ini juga untuk menguatkan masyarakat sipil (civil society) yang selama ini belum terbentuk dengan baik.
Selain itu, lanjut Sri Sultan keberadaan Jaga Baya juga untuk memberikan perlindungan dan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat di masing-masing wilayah.
Keberadaan Jaga Baya sendiri, lanjutnya, sebenarnya bukan hal yang baru. Disebutkan pada 2015 Jaga Warga sudah diluncurkan dengan harapan masyarakat memberikan partisipasinya untuk menjaga rasa aman dan nyaman di desa masing-masing.
”Bahkan diharapkan pula keberadaan Jaga Baya ini membantu pertumbuhan ekonomi warga masyarakat desa,” jelasnya.
Harapannya setelah adanya pengukuhan, semua bisa jadi subjek proses peningkatan kesejahteraan tapi juga terbentuk masyarakat sipil yang punya daya tahan yang bisa menentukan sendiri pilihan khususnya di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pada kesempatan itu Sri Sultan mengakui sebenarnya Pemprov DIY terlambat dalam membentuk Jaga Baya ini dibandingkan dengan antuisiasme masyarakat.
“Kita sudah membuktikan saat reformasi 1998 dan bencana gempa 2006 serta erupsi Merapi 2010. Kami ingin di Yogyakarta kebersamaan tetap bisa kita jaga dengan tujuan akhirnya bisa menjaga rasa agar tak menimbulkan disharmoni yang jadi masalah di masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut Sri Sultan berharap keberadaan Jaga Baya ini juga akan mampu meredam berbagai kondisi dalam masyarakat mulai dari kemungkinan konflik antarwarga, tawuran antarkampung, narkoba dan bahkan masuknya paham-paham yang akan meresahkan. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved