Afi Meyakini Indonesia Tetap Jaya

Abdus Syukur
22/5/2017 19:57
Afi Meyakini Indonesia Tetap Jaya
(MI/Bagus Surya)

INDONESIA diyakini tetap jaya sebagai negara kesatuan dengan keanekaragaman agama dan budayanya. Keyakinan itu didasarkan pada realita yang ditemukan Afi Nihaya Faradisa, pelajar SMAN 1 Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Saat ditemui di rumahnya di Dusun Sidorejo, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Senin (22/5), remaja yang memiliki nama asli Asa Firda Inayah ini, mengatakan optimismenya itu didasari bahwa masih banyak 'orang yang waras' di Indonesia.

"Dari tulisan-tulisan saya, di Indonesia masih banyak orang waras. Kalau tidak, Indonesia sudah hancur," ujarnya.

Keyakinan Indonesia tidak akan hancur itu diukur dari perbandingan ribuan komentar yang menanggapi tulisannya. Yang mana setiap status yang ditulisnya, perbandingan tanggapannya ialah 3:1. Yakni sebanyak tiga orang menanggapi positif tulisan yang disampaikannya, sedangkan hanya satu orang yang menanggapinya negatif.

Menurut Afi, munculnya bentuk intoleransi di Indonesia saat ini, karena adanya pemeluk agama dengan paham atau aliran yang dianggapnya kaku menafsirkan ajaran agama. Padahal, agama itu ada agar kehidupan manusia di dunia menjadi tidak kacau.

"Itu artinya tidak ada agama itu berarti kacau, adanya agama berarti semestinya tidak kacau. Tapi sekarang ini, yang membuat kacau (Indonesia) justru mereka-mereka yang mengatasnamakan agama," ucap Afi yang mengaku memiliki teman ateis ini.

Bagi Afi, dari kritikan atau tanggapan komentar yang bersifat negatif dari tulisan statusnya di media sosial Facebook itu, tidak perlu ditanggapi mendalam. Artinya, jika tanggapan bersifat kritik dan mengingatkan, dia akan menerimanya.

Namun, jika tanggapan negatif dan dia diharuskan menurutinya, dianggapnya sebagai pemaksaan kehendak.

"Kalau mengingatkan, akan saya terima sebagai masukan. Namun kalau mengharuskan menuruti yang disampaikannya, bagi saya itu adalah pemaksaan kehendak. Karena kebenaran versi dia, bagi saya justru tidak benar," kata putri pasangan Imam Wahyudi dan Sumartin ini.

Dari status terakhir yang ditulisnya berjudul 'Warisan', menjadi viral di medsos, disukai lebih dari 30.000 orang dan dibagikan puluhan ribu orang serta follower-nya mencapai 270.000 orang.

Hal itu membuat gadis yang aktif di medsos sejak duduk di bangku kelas 2 SMPN 1 Genteng ini makin percaya diri untuk menginspirasi toleransi dan memupuk semangat persatuan.

Dari pertemanannya di medsos, terutama dengan teman-temanya dari luar negeri, Afi mendapatkan gambaran toleransi, kerukunan dalam kehidupan beragama dan berbangsa di Indonesia. Bagi Afi, yang mengancam nasionalisme Indonesia, justru dari pemeluk agama dengan paham yang keras (radikal).

"Seperti Pilkada Jakarta lalu, yang ada pro-Ahok dan anti-Ahok, bukannya Ahok lawan Anies. Artinya, siapa pun yang melawan Ahok, pasti menang. Karena Ahok dianggap orang yang terlalu jujur terhadap realita hingga akhirnya didemo," imbuh Afi yang pada 2017 ini ditawari dan diminta membuat buku.

Afi juga menyampaikan, dia suka menulis sejak duduk di bangku SD dan mendapatkan inspirasi dari pengamatan sehari-hari dan banyak membaca buku. Bahkan Afi menargetkan, dalam 1 bulan dia harus membaca 1 hingga 3 buku.

Atas tulisan-tulisannya yang dibuat sejak duduk di kelas 9 SMAN 1 Gambiran, yang menginspirasi banyak orang tersebut, Afi mendapat banyak tawaran bea siswa penuh dari sejumlah perguruan tinggi. Bahkan, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, juga menawarkan beasiswa Banyuwangi Cerdas agar Afi bisa melanjutkan kuliahnya.

"Keputusan untuk melanjutkan dan memilih kuliah di mana, saya serahkan kepada putri saya sendiri. Yang penting anak saya bisa enjoy dan senang, sehingga kuliahnya bisa maksimal. Saya selaku orangtua hanya bisa mendorong dan memberikan dukungan serta doa saja, agar ilmunya bermanfaat," ucap Imam, ayah Afi.

Sementara, Bupati Azwar Anas berharap agar Afi memberi inspirasi kepada kawula muda untuk membaca dan menulis. Bagusnya tulisan Afi, kata Azwar Anas, disebabkan dia sering membaca.

"Afi ini salah satu contoh pelajar yang memanfaatkan gadget untuk hal yang positif lewat tulisan. Afi ini tinggal di desa, tapi dengan internet dia bisa berselancar mencari pengetahuan, memperkaya wawasan. Yang dilakukan Afi ini bisa menjadi inspirasi bagi para pelajar lainnya," katanya.

Ia juga sudah memberikan tawaran kepada Afi untuk mengikuti beasiswa Banyuwangi Cerdas yang bekerja sama dengan beberapa universitas negeri. Di antaranya Universitas Jember dan Universitas Airlangga. Beasiswa ini akan membiayai kuliah beserta biaya hidup selama berkuliah. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya