15 Titik Panas Terpantau di Sumatra, Paling Banyak di Riau

Rudi Kurniawansyah
22/5/2017 18:06
15 Titik Panas Terpantau di Sumatra, Paling Banyak di Riau
(ANTARA)

TITIK panas indikator kebakaran hutan dan lahan mulai terpantau di Provinsi Riau. Dari total 15 titik panas yang membara di Sumatra, sebanyak 7 di antaranya dipastikan terdapat di Riau.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Kisno, mengatakan, berdasarkan pantauan satelit terra dan aqua pukul 16.00 WIB, Senin (22/5), terdeteksi sebanyak 15 titik panas di Sumatra.

Jumlah terbanyak terdapat di Riau, yaitu 7 titik di antaranya terpantau di Kabupaten Pelalawan sebanyak 3 titik, Kabupaten Kuantan Singingi 2 titik, Kabupaten Siak 1 titik, dan Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 1 titik.
Kemudian sebanyak 4 titik panas diketahui berada di Jambi, sebanyak 3 titik panas di Sumbar, dan 1 titik panas di Sumsel.

"Temperatur maksimal di Riau saat ini berkisar 32-34 derajat Celcius. Adapun angin umumnya bertiup dari arah yang tenggara sampai selatan menuju arah barat laut sampai utara dengan kecepatan 5-15 knots atau sekitar 9-27 km per jam," jelas Kisno di Pekanbaru, Senin.

Sedangkan kondisi cuaca, lanjut Kisno, pada cuaca umumnya di wilayah Riau cerah berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang diperkirakan dapat terjadi di wilayah Riau bagian utara, tengah, dan pesisir timur pada sore atau malam hari.

Sementara jarak pandang di Kota Rengat hanya berkisar 8 kilometer. Jarak pandang di Kota Pekanbaru, Kota Dumai, dan Pelalawan berkisar 10 km.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, mengatakan, berdasarkan prediksi cuaca 2017 dari Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Jepang, musim hujan akan berlangsung hingga Mei dan kemarau akan terjadi dari Juni hingga Oktober-November 2017 atau selama 6 bulan.

"Kemarau normal dan cukup lama kira-kira 5-6 bulan. Ini harus diwaspadai. Jepang bilang ini kemarau moderat. Apa pun pantauannya yang penting harus siap," kata Willem di Pelalawan, baru-baru ini.

Ia mengungkapkan, untuk mengantisipasi kemarau tersebut, pada tahun ini BNPB menyiagakan sebanyak 27 helikopter untuk waterbombing dan tiga pesawat untuk patroli. Saat ini, lanjutnya, baru dua daerah yakni Riau dan Sumsel yang telah berstatus siaga darurat karhutla.

"Karena itu, kami imbau pemerintah daerah lainnya seluruh Indonesia agar lekas menetapkan status siaga," tegas Wilem.

Ia menambahkan, penetapan status siaga darurat sejak dini agar BNPB dapat membantu dari segi pendanaan. Saat ini, dana bencana karhutla BNPB yang siap ditarik dari Kementerian Keuangan berjumlah sebanyak Rp2 triliun. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya