Tantangan Berat Penguasa Wilayah (1): "Sinkronisasi dengan Pusat"

Rendy Ferdiansyah
22/5/2017 08:08
Tantangan Berat Penguasa Wilayah (1):
(Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan -- MI/Rendy Ferdiansyah)

PROVINSI Bangka Belitung (Babel) telah memiliki pemimpin baru. Sejuta harapan dengan berbagai program untuk memajukan Babel dalam 5 tahun ke depan, menjadi tantangan yang harus di wujudkan. Salah satu harapannya ialah penanganan permasalahan banjir di Pulau Bangka. Seusai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (12/5), Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan menerima wartawan Media Indonesia Rendy Ferdiansyah untuk diwawancarai. Berikut petikannya.

Langkah terdekat yang akan dilakukan setelah pelantikan?
Bersama Wagub Abdul Fatah, saya akan langsung masuk kerja untuk membahas berbagai persoalan. Saat rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, beberapa program di kabupaten/kota dan provinsi akan di sinkronisasikan antara pusat dan daerah. Di samping itu, saya akan berusaha membuat pembangunan di Provinsi Babel tidak tergantung dengan APBN sepenuhnya. Itu sebabnya harus melibatkan investor.

Mengapa Anda sampai harus membentuk focus group discussion (FGD)?
FGD ini sangat penting untuk mencari berbagai penyelesaian. Untuk itu, sebelum Ramadan, saya akan bentuk beberapa FGD untuk perkebunan karet dan lada, quick win, dan banjir. Untuk FGD banjir, dibentuk agar dapat data mengenai penanganan banjir, baik di Pangkalpinang, Koba, dan Sungailiat. Sehingga bisa diketahui apa penyebab dan langkah penanganannya.

Bagaimana penganggarannya?
Mengenai anggaran tentu akan disin-kronisasikan dengan pusat. Yang penting kita harus gerak cepat untuk sinkronisasi dan konsolidasi antara pusat, kabupaten/kota, dan provinsi.

Lantas, bagaimana porsi pekerjaan dengan wakil gubernur?
Tentu saya akan bekerja sama dengan Pak Abdul Fatah. Yang pasti tak ada pengotak-kotakan.

Babel dulu dikenal dengan pertambangan. Kini, untuk sektor komoditas unggulan bagaimana?
Saat ini komoditas unggulan di Babel seperti lada dan karet mengalami penurunan. Saya akan membantu para petani agar bisa kembali bergairah. Petani harus dapat merasakan dampaknya, sehingga kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi. Ini tidak berkaitan dengan perda penyangga harga karet, sebab judul dan isinya berbeda. Makanya saya belum mau berkomentar masalah perda ini. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya