Tarif Listrik Naik, Ini Penjelasan PLN

Depi Gunawan
18/5/2017 19:02
Tarif Listrik Naik, Ini Penjelasan PLN
(ANTARA)

TARIF dasar listrik (TDL) yang sudah naik pada awal Mei lalu dikeluhkan sejumlah warga karena beban biaya yang harus dibayarkan meningkat hingga dua, bahkan tiga kali lipat.

Lilis, 50, warga Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, mengaku kini dirinya harus membayar tarif listrik hingga Rp250 ribu per bulan, padahal sebelumnya hanya sekitar Rp100 ribu saja.

"Cukup membebani juga, soalnya biasanya saya hanya bayar Rp100 ribu atau paling mahal Rp130 ribu, tapi sekarang sampai Rp250 ribu. Harus lebih mengirit penggunaan listrik di rumah," katanya, Kamis (18/5).

Menanggapi banyaknya keluhan masyarakat tentang naiknya TDL, Manager Area PT PLN area Kota Cimahi, Bagus H Abrianto, menyebutkan bahwa kenaikan tarif listrik itu karena adanya pencabutan subsidi dalam upaya menerapkan subsidi tepat sasaran.

"Banyak orang yang dianggap sudah mampu justru masih mendapatkan subsidi. Apalagi, mereka yang mampu dan telah dicabut subsidinya, tapi tetap mengklaim bahwa mereka masih pantas mendapatkan subsidi," ujar Bagus.

Dia mengaku, pihak PLN tidak berhak menentukan pihak yang menerima subsidi, karena yang berhak menentukan penerima subsidi itu ialah pemerintah melalui dinas sosial.

Bagus menjelaskan, pihaknya hanya sebagai pelaksana di lapangan, sedangkan soal arah kebijakan, yang menentukannya ialah pemerintah. PLN hanya diberikan data penerima subsidi berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) dari pemerintah, maka pelanggan itulah yang mendapatkan subsidi.

"Kita memberi subsidi juga dilihat dulu nomor pelanggannya berapa, nanti tarifnya yang kita ubah. Kalau misalnya merasa berhak mendapat subsidi, silakan buat pengajuan lagi, mekanisme pengajuan mulai dari kelurahan dan kecamatan," bebernya.

Meskipun sudah mencabut subsidi bagi 200.000 pelanggan yang menggunakan daya 900 VA, menurut Bagus, masih ada sekitar 20.000 pelanggan di wilayah Cimahi yang masih berhak menerima subsidi.

"BDT yang kita terima itu sepertinya bukan yang terbaru, karena masih banyak juga penerima subsidi yang kurang tepat. Secepatnya harus kita perbaiki," tambahnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya