Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MATERIAL rel untuk proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebanyak 1.600 batang (kepingan) besi sudah tiba. Material LRT tersebut berupa batangan besi sepanjang 25 meter ditempatkan di Pelabuhan PT Pelindo II.
Kepala Bidang Perkeretaapian Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel Afrian Jhon mengatakan pihaknya telah mendapatkan konfirmasi dari PT Berlian (mitra PT Waskita Karya) selaku kontraktor, bahwa material rel tersebut sudah tiba di Palembang.
"Untuk alat, tidak ada masalah. Sebab, PT Waskita Karya telah mendatangkan alat khusus untuk memobilisasi material tersebut. Tapi yang jelas, total material rel yang datang tersebut sekitar 1600 batang besi. Material ini didatangkan dari Tiongkok," kata dia.
Menurutnya, material rel akan datang secara bertahap. Tahap pertama dengan berat massa material sekitar 2.300 kg atau 2,3 ton dari total massa 6.000 kg atau 6 ton. Hanya saja, Afrian Jon tidak bisa memastikan kapan tahap kedua datang. "Saat ini, kami masih fokus pada mobilisasi material," ucapnya.
Bahkan, kata dia, pihaknya masih mengejar pemasangan girder di titik krusial seperti belokan (tikungan) di RS Charitas, simpang Polda, Palembang Icon termasuk di sungai Musi yang belum selesai dan masih menyisahkan dua pier dan pier head lagi termasuk juga pemasangan girder.
"Khawatirnya, ketika material rel datang, titik tersebut belum siap. Makanya, kami fokus pada pengerjaan yang bisa dilakukan," kata dia.
Terkait waktu pengerjaan rel, Afrian mengatakan, pemasangan ini tidak akan lama sebab pengerjaan pemasangan rel LRT hanya berupa las. Sehingga tidak memakan waktu begitu lama.
"Tapi memang, ditargetkan pengerjaan ini harus selesai sebelum April 2018 mengingat pada April akan dilakukan uji coba. Artinya, pengerjaan fisik terutama lintasan harus sudah selesai sebelum uji coba," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Project Management Unit (PMU) Percepatan Penyelenggaraan LRT Palembang, Ahmad Wahidin menambahkan, pihak kontraktor PT Waskita Karya akan segera memasang material rel tersebut. Hanya saja, pihaknya berharap agar persyaratan untuk mengeluarkan material rel tersebut tidak begitu ribet dan dapat dilakukan dengan cepat.
"Kalau terlalu lama di pelabuhan, maka akan kena biaya lagi. Kondisi ini tentu memberatkan," ungkap dia.
Selain itu, kata dia, pembangunan LRT ini berpacu dengan waktu dan harus selesai pada Desember 2018. Karenanya diupayakan jangan sampai terhambat sebab LRT ini merupakan proyek strategis nasional. "Kami berharap agar ada kerja sama dengan PT Pelindo," ungkap dia.
Rencananya, kata dia, tahap awal pemasangan rel tersebut dilakukan di zona I dan zona V sebab di zona tersebut progres pembangunan lebih cepat dibandingkan daerah zona lain. Mulai dari pier, pier head, girder hingga stasiun. "Kami kejar dizona tersebut sebab di dua zoan (I dan V) yang paling memungkinkan," ungkap dia.
Diungkapkan Wahidin, kontraktor sudah menyiapkan alat sehingga untuk mobilisasi material rel sudah siap dan mudah jadi tidak mudah. "Sekarang tinggal, PT Pelindo untuk memberikan kepastian kapan material tersebut bisa keluar dan dilakukan bongkar muat," sebutnya.
Terkait progres, Wahidin mengatakan, progres pembangunan LRT saat ini sekitar 42 persen. Setiap harinya pengerjaan LRT terjadi peningkatan sebab pengerjaan LRT terus dikebut oleh kontraktor. Mengingat, pengerjaan LRT ini berpacu dengan target (waktu). "Juni 2018 pengerjaan LRT harus sudah selesai sehingga pengerjaan harus dikebut," katanya.
Saat ini, sambung dia, pengerjaan LRT berupa lintasan kritis berupa slab lantai, pengecoran, dinding dan lainnya. Kemudian, pengerjaan listrik bawah tanah oleh PT PLN sedang dilakukan. Selain itu, untuk titik krusial seperti persimpangan dan bagian tengah Musi pun terus dikebut meski miss. Apalagi kondisi cuaca saat tengah ekstrim, hujan disertai angin kencang.
"Saat ini memang agak sulit dan harus hati-hati apalagi jika angin kencang dan hujan deras," tukasnya.
Sembari kerja target pengerjaan, ia menambahkan, pihaknya bersama kontraktor, konsultan, PT KAI dan instansi terkait merampungkan mekanisme lainnya. Mulai dari pengelolahan stasiun yang direncanakan menggunakan transit oriented development (TOD), desain stasiun (bentuk) menyesuaikan dengan lokasi.
Hal itu mengingat penempatan titik Ramp (tangga LRT) masih bermasalah. "Ini terus kami rapatkan," tandasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved