Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Aceh menjamin stok beras dan gula dalam kondisi aman menghadapi Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2017.
Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Aceh Fatah Yasin, Kamis (18/5), mengatakan stok beras sekitar 50.000 ton dan gula 4.500 ton tersebut cukup bagi ketahanan pangan di wilayah Aceh selama 6 bulan ke depan.
"Kami memastikan dua bahan pokok, yaitu beras dan gula mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Aceh selama ramadan. Sedangkan untuk komoditas lainnya, kami akan bekerja sama dengan distributor," ujarnya.
Ia menjelaskan, guna menjaga stabilisasi harga, pihaknya akan terus mengelar operasi pasar terhadap sembilan basan pokok, dan melakukan kerjasam dengan distributor lokal guna memenuhi pasokan bahan pokok lainnya.
"Prinsipnya kami menjual bahan pokok lebih rendah dari harga pasar. Jadi, kami beli dari distributor bahan pokok yang tidak kami miliki stoknya dan dijual dibawah harga pasar," sebutnya.
Begitu juga dengan memenuhi kebutuhan stok cabai dan bawang merah, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Aceh dan Disperindag Aceh guna memantau perkembangan produksi sejumlah bahan pokok.
"Jika cabai kami akan meminta informasi dinas terkait dimana lokasi stok cabai atau lokasi produksi. Biasanya kalau surplus itu harganya jatuh, kami akan memberlinya dan dipindahkan ke wilayah yang mengalami difisit," jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah meminta data sumber produksi dan pasokan cabai dan bawang merah di Aceh. Sedangkan, untuk kebutuhan bawang putih akan dibantukan dari Bulog Divre Sumatera Utara.
"Jadi prinsip Bulog menjadi stabilisator, dalam melakukan intervensi pasar melalui operasi pasar guna mengantisipasi gejolak harga, baik di tingkat produsen dan konsumen. Jadi gejolak harga tidak hanya naik, bisa juga turun. Dengan mengetehui, sentral produsen, jika turun kami akan membeli dan jika ada gejolak harga di tingkat konsumen, kami akan menjual," paparnya.
Sementara itu, harga bahan pokok dalam gerakan stabilisasi pangan di Aceh, diantaranya beras dijual dengan harga Rp8.500 per kilogram atau Rp127.000 per sak/15 kg sedangkan dipasar dijual Rp9.000 per kilogram atau Rp135.000 per sak, gula dijual Rp12.000 di Bulog dan di pasaran Rp12.500 per kilogram, minyak goreng 16.000 per kilogram, sedangkan di pasar Rp17.000 per kilogram.
Selanjutnya, tepung terigu di pasar Rp9.000 per kilogram dijual pihaknya 8.500 per kilogram, bawang merah di pasar Rp25.000 per kilogram, mereka menjual Rp23.000 per kilogram, bawang putih dipasar Rp45.000 per kilogram, harga Bulog Rp43.000 per kilogram dan telur di pasar Rp35.000, Bulog menjual Rp34.000 per papan serta cabai merah di pasar Rp28.000 per kilogram, mereka menjual Rp25.000 per kilogram.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved