Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUA petugas keamanan pabrik semen Rembang tegak berdiri. Sikap mereka ramah setiap menyambut orang yang lalu lalang keluar-masuk pabrik. Setiap tamu yang akan masuk ke kawasan pabrik ditanya tentang keperluannya dan diperiksa identitasnya.
Demikian yang dilakukan Supriyanto, 28, warga Desa Kajar, Kecamatan Gunem, dan Moch Deni Saputra, 25, warga Desa Kadiworo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, petugas keamanan pabrik semen Rembang dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sehari-hari.
Menurut mereka, berdirinya pabrik semen Rembang merupakan berkah yang ti- dak terhingga. Pabrik yang berkapasitas 3 juta ton per tahun itu benar-benar telah jadi ‘penyelamat’ masa depan mereka. Kedua lulusan SMK itu diterima sebagai petugas keamanan setelah lulus seleksi dan menjalani pelatihan.
Yang lebih menyenangkan, mereka mendapat pekerjaan di pabrik yang tidak jauh dari tempat tinggal sehingga irit ongkos transportasi. Dengan demikian, pendapatan yang mereka terima setiap bulan sebagian bisa untuk membantu orangtua dan ditabung.
Dari penghasilan itu, Supriyanto dan Deni bisa membeli kendaraan roda dua, ‘aset’ yang sebelumnya hanya impian. Malah, dalam waktu dekat, mereka akan melamar pujaan hati masing-masing.
“Sebelumnya saya bekerja di bengkel di luar Rembang dengan pendapatan pas-pasan sehingga takut melamar pacar karena belum mempunyai penghasilan memadai,” kata Supriyanto.
Ia menceritakan, setelah lulus dari SMK di Rembang, dirinya bekerja serabutan sebelum akhirnya ‘terdampar’ di bengkel. Namun, penghasilannya seret dan hanya bisa untuk menutupi kebutuhan minimal sehari-hari. Padahal, keinginannya ialah dapat membantu orangtua.
Harapan masa depan menjadi cerah muncul ketika tidak jauh dari desanya berdiri pabrik semen. Bersama pemuda desa lainnya tiga tahun lalu, ia ikut mendaftarkan diri sebagai karyawan hingga akhirnya lulus seleksi.
Jalan hidup serupa dialami Deni. Setelah lulus dari SMK di Blora, ia bekerja sekenanya. Mulai jadi buruh kasar hingga sales dia lakoni. “Saat itu saya masih sering meminta tambahan ke orangtua karena penghasilan tidak cukup,” paparnya.
Menurut Deni, berdirinya pabrik semen yang menyelamatkan masa depannya ibarat mimpi. “Dengan bekal ijazah SMK, saya memberanikan diri mendaftar sebagai karyawan. Setelah diseleksi, ternyata saya diterima sebagai tenaga pengamanan,” kata dia sambil mengenang kesulitan hidupnya sebelum bekerja di pabrik itu.
“Kini saya dapat menatap masa depan. Rencananya saya akan segera menikah karena punya penghasilan cukup dan tabungan. Calon mertua pun bangga,” kata dia. (Akhmad Safuan/X-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved