Satgas Pangan Gagalkan Distribusi 5 Ton Ikan Impor Berformalin

SATGAS Pangan Lampung berhasil mengagalkan distribusi 5 ton ikan impor asal Tiongkok berformalin. Ikan jenis salam, tongkol, dan lemuru itu dimuat dalam 500 kotak ikan beku yang dibawa dari Merak dengan menggunakan satu unit truk Colt Diesel dilengkapi mesin pendingin.

"Kita tangkap di Pelabuhan Bakauheni, diperiksa dengan test kit, hasilnya menunjukkan ikan positif mengandung formalin atau zat pengawet mayat," ujar Kapolda Irjend Sudjarno di Mapolda Lampung, Senin (15/5).

Sudjarno menjelaskan tim satgas pangan dipimpin Ditreskrimsus Polda Lampung pada Sabtu (13/5) sekitar pukul 01.30 WIB berhasil mengungkap usaha pengiriman lima ton ikan beku yang akan diedarkan di Provinsi Lampung.

Dirreskrimsus yang juga Ketua Satgas Pangan Kombes Rudi Setiawan mengatakan berdasarkan pengakuan sementara Iwan sopir truk, ia sudah tiga kali bertugas mengantarkan ke ikan beku ke Lampung.

"Ngakunya baru tiga kali dan itu rutin. Muatannya tetap lima ton dengan mobil yang sama. Masih didalami apakah semuanya diedarkan di Lampung atau Lampung dijadikan jalur perlintasan menuju wilayah lain," kata Rudi.

Lewat Subdit I Indagsi Ditreskrimsus, jaringan pengimpor ikan asal Tiongkok yang berada di wilayah Muara Baru Jakarta Utara tersebut sedang didalami. Distributor dan pengecer di Lampung juga ikut didalami.

Sopir Iwan juga sebut pria bernama Edi sebagai orang tempat dia biasa mengambil muatan ikan. Rudi sendiri menilai keterlibatan sopir Iwan kuat mengarah ke tersangka karena dia ikut memilih dan memuat ikan.

"Bisnis seperti ini biasanya disebar di daerah yang jauh dari laut seperti Kotabumi. Kemudian, saat dijual harganya juga sama dengan ikan lokal. Jadi, selain merugikan kesehatan karena kandungan formalinnya, peredaran ikan ini juga merusak harga dan distribusi ikan lokal. Apalagi mereka ini langsung mendistribusikan ke tingkat pengecer," pungkasnya. (OL-6)