Terapkan E-government demi Perubahan (2): Tekan Penggunaan Kertas

PEMERINTAH Kota Sukabumi, Jawa Barat, memulai E-Gov dengan melaksanakan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi. Cara itu membuat efektif dan efisien roda pemerintahan. Kepada Benny Bastiandy dari Media Indonesia, Wali Kota Mohammad Muraz menyatakan dampak awal yang ia rasakan ialah pengunaan kertas sebagai alat bantu lambat laun bisa dikurangi.

Berikut pernyataannya.

Benarkah Kota Sukabumi sudah menerapkan konsep smart city?
Implementasi smart city di Kota Sukabumi sudah masuk 25 besar di Indonesia. Konsep itu membuat tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik bisa lebih efektif dan efisien.

Bagaimana implementasinya?
Pada berbagai kegiatan, di setiap SKPD, kami sudah menerapkannya. Misalnya, pelaksanaan lelang barang dan jasa yang sudah dilaksanakan secara elektronik atau secara daring.

Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan konsep itu?
Sekarang instruksi sudah kami lakukan lewat pesan singkat, telepon, tanpa ­undangan formil, tanpa kertas. Ini sudah menghemat waktu. Rapat juga dilaksanakan secara teleconference, secara daring, tanpa harus datang.

Soal penggunaan kertas?
Tidak semua bisa dilakukan tanpa kertas. Kertas masih dibutuhkan dalam bentuk hard cover, sebagai bukti dan dokumen. Misalnya, untuk pelaporan ke BPK, pemeriksaan internal, juga permintaan dari aparat penegak hukum yang dijawab dengan bukti fisik dan pertanggungjawaban.

Tujuan akhir implementasi smart city dan E-Gov, yang Anda inginkan?
Tata kelola pemerintahan yang lebih baik lagi serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Konsep smart city ini membuka wawasan masyarakat dan pegawai agar selalu melek informasi dan teknologi. Banyak manfaat dari penerapan teknologi. (N-2)