Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BERDASAR hasil pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dampak luapan Sungai Ciwidey menyebabkan sedikitnya 27 rumah di dua kecamatan rusak. Dari jumlah tersebut, empat unit rumah terbawa aliran Sungai Ciwidey dan tiga rumah di antaranya ambruk.
Pascabencana banjir bandang pada Rabu (3/5) petang tersebut, sejak Kamis (4/5) pagi warga di dua kecamatan, Pasirjambu dan Ciwidey, berswadaya membersihkan endapan lumpur yang masuk rumah mereka.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Heru Kiatno, mengungkapkan, pihaknya masih melakukan inventarisasi jumlah kerusakan rumah akibat luapan Sungai Ciwidey bekerja sama dengan aparat kewilayahan baik dari desa maupun kecamatan.
"Takutnya rumah yang rusak belum terdata semua, apalagi di sepanjang aliran Sungai Ciwidey banyak berdiri rumah," ujar Heru.
Selain mendata rumah warga yang hancur, BPBD juga masih menghitung total kerugian akibat banjir bandang tersebut. Namun, karena lokasinya terjadi di dua kecamatan, pihaknya menaksir kerugiannya bisa mencapai Rp400 juta lebih.
Sedangkan untuk membantu warga yang rumahnya hancur, pihaknya sudah mengevakuasi para korban terdampak menuju ke rumah tetangga yang lebih aman karena BPBD tidak menyiapkan posko khusus di lokasi bencana.
"Kalau untuk perbaikan rumah, kami masih berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk menyiapkan dana yang akan digunakan," terangnya.
BPBD Kabupaten Bandung juga akan langsung meninjau kondisi aliran Sungai Ciwidey yang menjadi pemicu banjir. Kondisi sungainya akan dilihat apakah banjir bandang ini disebabkan karena aliran sungai menyempit, sedimentasi atau karena ada penyebab lain.
"Nanti di cek ke lokasi," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah warga korban banjir bandang mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Seperti yang disampaikan Setiawan, 43, yang rumahnya porak poranda diterjang luapan banjir sekitar setengah jam itu. Dia berharap pemerintah segera bertindak untuk memastikan bencana itu tidak terulang.
"Selama puluhan tahun tinggal di sini, baru kali ini dilanda banjir hebat seperti ini," ungkapnya.
Setiawan juga meminta agar pendistribusian bantuan logistik dari pemerintah merata. Karena tak sedikit warga yang terdampak bencana dan rumahnya rusak diterjang luapan air Sungai Ciwidey, belum tersentuh bantuan.
"Memang sudah ada bantuan tapi belum merata. Kepada pemerintah saya juga harap segera salurkan bantuan buat perbaikan rumah, karena saya bersama istri terpaksa tinggal di rumah tetangga," tuturnya.
Menanggapi permintaan warga, Wakil Bupati Bandung, Gun Gun Gunawan, mengaku akan segera melakukan perbaikan bagi rumah warga yang rusak. Terkait dengan bantuan untuk para korban, secara bertahap sudah disalurkan.
"Saya sudah meminta BPBD dan aparat kewilayahan untuk menginventarisir kerugian akibat banjir bandang ini. Bantuan untuk perbaikan rumah segera akan diberikan," terang Gun Gun saat meninjau lokasi.
Mengomentari terjadinya luapan Sungai Ciwidey yang menyebabkan puluhan rumah warga rusak, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Yudha Mediawan, mengatakan, sebenarnya ini merupakan masalah klasik di hulu sungai, yakni alih fungsi lahan.
"Sungai Ciwidey yang menjadi sungai ordo dua Citarum yang bersifat steep slope atau curam meluncur deras saat menggerus 27 bangunan di bantaran Sungai Ciwidey," ungkap Yudha.
Di lihat dari operation room dan citra satelit, ia menjelaskan, kontur Sungai Ciwidey yang curam tapi gundul. Harusnya perkebunan teh dan hutan bisa dijadikan penahan debit air tapi kini telah tergantikan oleh tanaman musiman seperti kentang. Sayangnya, petani pun memotong kontur lahan agar akar perkebunan tak cepat busuk.
"Karena terjadi alih fungsi lahan di hulu, saya perkirakan dari operation room adanya perubahan lahan dari vegetasi ringan menjadi areal terbuka yang ditanami tumbuhan hortikultura, sehingga air tidak bisa ditahan," ungkapnya.
Masalah lainnya, lanjut Yudha, adanya sedimentasi dan penyempitan aliran Sungai Ciwidey yang memiliki hulu di Gunung Patuha, Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu. Ditambah juga di bagian sempadan sungai juga banyak didirikan bangunan rumah oleh warga.
Menurutnya, penanganan anak-anak sungai Citarum ini harus segera dilakukan untuk meminimalisasi timbulnya korban jiwa atau kerugian material yang lebih besar.
"Meskipun BBWS memiliki kewenangan untuk merevitalisasi sungai, tapi tetap diperlukan koordinasi antarlembaga terkait. Kami tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, perlu ada bantuan dari pemerintah daerah," tandasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved