Sumsel Berguru ke Makassar

TEKNOLOGI war room atau ruang kendali di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, meng­insipirasi Pemprov Sumatra Selatan untuk menerapkan sistem serupa, khususnya dalam menyambut ajang Asian Games 2018 mendatang.

Hal itu diutarakan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin saat berkunjung ke Balai Kota Makassar, kemarin. Gubernur didam­pingi Wali Kota Palembang, Kapolda Sumsel, Kasdam II Sriwijaya, dan Kapolresta Palembang.

“Saya salut dengan Kota Makassar. Tidak ada kota lain di Indonesia yang memiliki sistem platform selengkap ini. Saya akan instruksikan jajaran provinsi, kabupaten, dan kota di Sumatra Selatan datang ke Makassar belajar bagaimana teknologi ini dibangun,” seru Alex.

War room merupakan sarana pemantauan Pemkot Makassar terhadap situasi dalam kota, yang terintegrasi dengan lebih dari 300 kamera pengintai. Selain memuat informasi terkini birokrasi dan berbagai layanan publik, kamera juga terhubung dengan Markas Polrestabes Makassar.

Output yang bisa diakses melalui war room antara lain, arus lalu lintas, situasi keamanan terkini, dan pantauan layanan publik di kantor instansi pemerintahan.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Danny mengaku tersanjung dengan ucapan Alex dan balas memujinya. “Beliau termasuk gubernur legendaris di Indonesia yang berhasil dan berprestasi,” sahut Danny.

Di sisi lain, ia mengaku perlu belajar banyak dari Pemprov Sumsel. “Utamanya untuk pembangunan LRT dan sebagai provinsi yang kerap melaksanakan event-event olahraga berskala internasional,” kata dia.

Dalam paparannya, Danny menjelaskan, operasional CCTV Makassar terpusat di lantai 10 Kantor Wali Kota Makassar. Aplikasi yang diterap­kan dalam war room dapat dipantau masyarakat melalui Youtube.

Terdapat pula fitur inframe­rah yang mampu menjangkau hingga jarak 4 km sebagai video survailance, Makassar Sky Hunter yang digunakan sebagai pencegahan tindak kriminal, dan Makassar Sky Guard di tingkat kecamatan dengan menggunakan drone sederhana.

Penerapan teknologi itu sejalan dengan konsep smart city atau kota pintar yang diterapkan Makassar. Tak heran jika Makassar didaulat sebagai kota berkinerja terbaik pada Peringatan Hari Otonomi Daerah XXI Tahun 2017.

Emil sentil camat
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyoroti masih jeleknya performa para camat dan lurah di wilayahnya. Padahal, tunjangan kenaikan daerah telah dinaikkan hingga tiga kali lipat. “Masak masih lembek kerjanya?” kata Emil di Bandung, kemarin.

Emil mengingatkan, camat dan lurah harus menjadi yang paling tahu berbagai problem di masyarakatnya untuk dicarikan solusi. “Kalau (camat dan lurah) tak tahu ada warga miskin, berarti kerjanya enggak benar,” katanya.

Ke depan, ia pun meminta camat dan lurah rajin turun ke lapangan untuk menyukseskan program pemkot seperti pemberian bahan makanan hingga program Maghrib Mengaji.

“Jangan hanya turun ke lapangan saat Wali Kota datang. Gaya-gaya dulu tinggal­in, sekarang masyarakat yang harus dilayani, didatangi,” tegasnya. (DW/BY/N-4)