Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
POHON pisang dan berbagai pohon lainnya memenuhi halaman samping sebuah rumah yang belum selesai dibangun oleh pemiliknya.
Sementara halaman di samping lainnya, nampak sebuah kandang berukuran besar dan di dalam terisi belasan ekor kambing jenis domba.
Meski jaraknya relatif dekat sekitar 15 meter, antara sisi halaman yang satu dengan lainnya, tidak tercium bau kotoran yang menyengat dari
kambing domba milik kelompok peternak penggemukan kambing domba Lancar Rejeki di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Tuban itu.
Rahasianya, karena kotoran kambing domba itu dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi pupuk fermentasi. Walhasil, pundi-pundi uang yang
didapatkan dari penjualan pupuk fermentasi yang laku keras di pasaran itu.
“Kalau saat musim tanam, kami kewalahan memenuhi permintaan pasar. Kami harus meminta bantuan kawan-kawan yang lain untuk bekerja. Bahkan untuk kebutuhan kotoran, saya juga harus mencarinya ke peternak lain,” kata M Hadi, Ketua Kelompok Lancar Rejeki.
Kepada Media Indonesia, Hadi menceritakan awal mula dia bersama Israwan dan Suwoto yang tergabung dalam kelompok Lancar Rejeki, sebagai peternak penggemuk kambing domba. Sebelum menjadi peternak, ketiganya adalah buruh tani dan bekerja serabutan. Sementara beternak kambing hanya sampingan untuk tabungan.
Nasib ketiga warga Desa Temandang ini berubah, saat PT Semen Gresik (SG) Tuban bersama Universitas Gajah Mada (UGM), membuat program Desa Perkasa. Penguatan kehidupan masyarakat pedesaan dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial, terutama di sekitar lokasi PT SG Tuban.
PT SG Tuban bersama UGM meneliti potensi masyarakat di desa-desa yang berada di sekitar lokasi. Dan salah satu yang ditemukan adalah potensi peternak. Dari hasil kajian itulah, Hadi bersama Israwan dan Suwoto, terjaring dan dilatih untuk menjadi peternak tangguh.
“Sekitar 3 tahun lalu, awalnya hanya kelompok peternak penggemukan kambing saja. Dilatih beternak kambing dengan metode yang tepat, hingga hasil penggemukan menjadi menguntungkan. Materinya terutama pemberian pakan untuk ternak yang harus dijaga kwalitasnya,” terang Hadi.
Bukan hanya dilatih saja, kelompok itu juga diberi bantuan modal untuk digunakan sebagai pembuatan kandang, serta pembelian bibit kambing dan biaya pakan, hingga kambing bisa dijual. Bantuan modal yang diberikan saat itu sebesar Rp30 juta.
Dengan manajemen atau pengelolaan yang bagus, penggemukan mendapatkan hasil yang lumayan. Dengan pembelian bibit seharga sekitar Rp800.000/ekor, dalam masa 3 bulan bisa laku Rp1,2 juta hingga Rp1,6 juta tiap ekornya. Padahal kelompok Lancar Rejeki ini memiliki 15 ekor
kambing.
“Ternak itu berjalan, tapi terkendala dengan bau kotoran yang menyengat dan kami berupaya mengatasinya. Makanya, setahun kemudian saya berpikir untuk mengolah kotoran kambing menjadi pupuk fermentasi untuk berbagai tanaman,” imbuh Hadi.
Keinginan disampaikan kepada pendampingnya dan kelompok Lancar Rejeki kembali diajak mengikuti pelatihan. Hasilnya, mereka bertiga berhasil mengembangkan usahanya. Bukan hanya usaha ternak penggemukan kambing saja, tapi bertambah dengan usaha pengolahan pupuk fermentasi.
Usaha pembuatan pupuk fermentasi itu dimulai sekitar September 2015 lalu. Untuk memasarkan produknya, kelompok ini mendapat fasilitas dari PT SG Tuban dengan mengenalkan produknya dengan mengikutkannya dalam berbagai pameran, terutama pameran pertanian.
Hasilnya, saat ini dalam seminggu Kelompok Lancar Rejeki bisa menjual pupuk kandang fermentasi, sebanyak 300 kantong kemasan 20 kilogram (kg) yang dibanderol Rp20.000 setiap saknya. Belum lagi dengan kemasan 10 kg yang dijual seharga Rp13.000 dan kemasan 5 kg dengan harga Rp7.000.
Sementara untuk pupuk cair, setiap minggunya, Hadi dan kawan-kawan bisa memproduksi hingga 80 liter. Untuk harga jualnya sebesar Rp5.000 untuk kemasan botol plastik berukuran 1,5 liter.
“Selain dijual ke petani sekitar, pupuk kandang juga saya kirim langsung secara rutin ke penjual bibit tanaman yang menjadi langganan. Ini semua berkat bantuan PT SG Tuban yang peduli kepada masyarakat, sehingga ekonomi kami jadi lebih baik dan terus meningkat,” ucap Hadi.
Larisnya penjualan pupuk kandang maupun pupuk cair Kelompok Lancar Rejeki ini, selain karena harganya yang murah, juga cepat merangsang pertumbuhan tanaman para petani.
“Tanaman jagung saya kalau diberi pupuk kandang ini, tumbuhnya cepat dan daunnya juga hijau legam. Pemberian pupuk pada tanaman juga tidak terlalu banyak, hanya sedikit saja. Ini juga menggantikan pupuk kimia yang harganya lebih mahal dan kebutuhannya juga lebih banyak,” terang Suwandi, seorang petani yang kebetulan tengah membeli pupuk. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved