Penggunaan Biomassa Efisien dan Berdayakan Warga

KERINGAT bercucuran dari sejumlah pekerja yang tengah mengangkut sekam dari sebuah truk ke gudang penyimpanan bahan bakar alternatif PT Semen Gresik (SG) Tuban. Dengan diiringi gelak tawa dan canda, mereka bersemangat menurunkan ratusan kantong sekam.

Itulah wajah kegembiraan warga di sekitar pabrik PT SG Tuban, Jawa Timur. Di sela waktu luang seusai mengerjakan aktivitas keseharian sebagai petani, mereka mendapatkan tambahan penghasilan.

“Mereka warga sekitar lokasi pabrik. Jumlahnya sekitar 50 orang dan biasanya bekerja bergantian menurunkan sekam atau bahan-bahan lainnya untuk bahan bakar alternatif,” kata Mulyono, staf di bagian bahan bakar alternatif PT SG Tuban, baru-baru ini.

Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif untuk pengoperasian sangat membantu kehidupan warga sekitar karena setiap hari dilakukan bongkar muat sekam dan lainnya sebanyak 70 hingga 100 truk.
PT SG Tuban terus berupaya menekan biaya produksi serendah mungkin, tapi tetap ramah lingkungan. Salah satunya dengan pemanfaatan biomassa dari sekam padi dan cocopeat (remukan serat kelapa) ataupun limbah pertanian lain sebagai bahan bakar alternatif.

“Selain lebih efisin jika dibandingkan dengan batu bara, penggunaan bahan bakar alternatif ini juga memberdayakan petani dan warga di sekitar pabrik,” kata Kepala Departemen Komunikasi dan Sarana Umum PT SG Tuban, Aris Sunarso.

Aris menjelaskan bahan biomassa diambil dari warga Tuban dan kekurangannya didapatkan dari warga di Lamongan, Bojonegoro, dan daerah sekitar.

Menurut Siswanto, Kepala Seksi Bahan Bakar Alternatif PT SG Tuban, penggunaan biomassa ini mampu meningkatkan efisiensi hingga 4% atau setara 520 ton per jam dengan penggunaan batu bara. Dengan asumsi penggunaan batu bara untuk empat pabrik, setiap jamnya 160 ton.

“Tujuannya memang untuk mengurangi penggunaan batu bara itu. Selain itu, untuk membantu pembuangan limbah-limbah pertanian, bahkan sampah perkotaan maupun industri, karena daripada dibakar di luar bisa menimbulkan dampak keracunan gas CO2,” ujar Siswanto.

Dengan penggunaan biomassa ini, PT SG Tuban telah mendapatkan certified emission reduction (CER) dari United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada 12 Desember 2016 sebesar 213.717 ton CO2eq pada periode 25 Februari 2012–29 Februari 2016.

“Lembaga dunia itu telah mengakui bahwa pemanfaatan biomassa PT SG Tuban aman dan ramah lingkungan sehingga dijadikan rujukan studi banding negara lain,” tukas Siswanto. (Abdus Syukur/X-5)