Enam Jenis Bencana Mengancam Jawa Barat

BENCANA mengepung Jawa Barat. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, Dicky Saromi, menyebut ada enam jenis bencana yang berpotensi terjadi di wilayah itu. "Selain banjir dan longsor, ancaman lainnya ialah gempa bumi, kebakaran hutan, angin kencang, serta bencana biologis. Banjir dan longsor menempati peringkat teratas jumlah kejadian, mencapai 65%," papar Dicky saat peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2017 di Bandung, Rabu (26/4). Tingginya potensi kerawanan itu, lanjut dia, membuat pihaknya menetapkan status siaga bencana saat musim hujan tiba. Tahun ini, status itu ditetapkan hingga 29 Mei.

Selama 2016, kami mencatat jumlah kejadian tanah longsor 480 kali, angin kencang 185 kali, banjir 215 kali, dan gempa bumi 48 kali. Pada 2017 sudah ada 170 kali tanah longsor, 81 kali kebakaran, dan 62 kali banjir," tandas Dicky. Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2017, kemarin, diperingati dengan berbagai kegiatan di sejumlah daerah. Selain simulasi penanggulangan bencana, apel, donor darah, pameran alat kebencanaan, pengobatan gratis, dan bersih lingkungan digelar. Di Kota Padang, Sumatra Barat, simulasi gempa dan tsunami berjalan tidak sesuai dengan harapan. Selain sepi, para peserta terlihat tidak serius menjalani simulasi.

"Banyak peserta yang hanya tertawa dan tidak merespons saat sirine peringatan bahaya berbunyi. Simulasi tidak berjalan sesuai dengan harapan," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Sumatra Barat, Khalid Syaifullah. Antusiasme justru diperlihatkan warga Kota Ambon, Maluku. Sekitar 5.000 warga mengikuti simulasi.
Selain Ambon, kegiatan serupa digelar di Buru, Maluku Tenggara, dan Maluku Tenggara Barat. "Kami sengaja mengajak banyak pihak untuk meluangkan satu hari melakukan latihan kesiapsiagaan bencana secara serentak. Warga antusias mengikuti simulasi, mulai anak hingga orang dewasa. Maluku menjadi salah satu daerah yang rawan bencana di Indonesia," papar Kepala Pelaksana BPBD Maluku, Farida Salampessy.