Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PULUHAN rumah di delapan kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, rusak setelah gempa mengguncang wilayah itu kemarin dengan kekuatan 5,4 pada skala Richter (SR) di kedalaman 13 kilometer. Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya, Kurnia Trisna Somantri, mengatakan sebanyak 72 rumah termasuk masjid dan madrasah mengalami kerusakan sedang dan ringan. “Tidak ada korban jiwa pada bencana gempa bumi yang terjadi kemarin dini hari itu,” kata Kurnia, Senin (24/4).
Puluhan rumah yang mengalami kerusakan tersebar di Kecamatan Salawu, Cigalotang, Sukaratu, Sukaresik, Jatiwaras, Taraju, Cipatujah, dan Karangnunggal.
Selain di Kabupaten Tasik-malaya, gempa juga dirasakan masyarakat Garut dan Pameungpeuk. Laporan dari Kepala BPBD Kabupaten Garut EZ Alfian menyebutkan ada satu orang mengalami luka-luka di kaki karena tertimpa tembok bangunan rumah. “Sebanyak 50 rumah tercatat mengalami kerusakan sedang dan puluhan lainnya rusak ringan. Gempa juga menyebabkan retakan tanah sepanjang 100 meter,” terangnya.
Dari puluhan rumah yang rusak, ada salah satu rumah warga ambruk. Salah seorang penghuni rumah yang pada saat gempa sedang terserang stroke terluka.
Pada saat terjadi gempa, sebagian warga masih ada yang terjaga. “Kejadian sekitar pukul 01.00, masyarakat panik dan berhamburan ke jalan,” tambah Alfian.
Getaran gempa yang terjadi di Tasikmalaya juga dirasakan warga di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sukabumi, tidak ada kerusakan infrastruktur ataupun sarana dan prasarana. “Getarannya tak berlangsung lama, hanya sekitar 5 detik,” terang Andri, 32, warga Kecamatan Cicurug, Senin (24/4). Zulkarnain menambahkan intensitas getaran gempa akhir-akhir ini relatif meningkat. “Hasil pantauan kami, frekuensi getaran gempa sejak Januari meningkat, lumayan tinggi,” ujarnya.
Jalan ambles
Selain gempa, bencana tanah longsor dan angin kencang juga masih melanda Jawa Barat. Seperti di Kabupaten Cirebon, ruas jalan provinsi tepatnya di Kecamatan Waled ambles karena ada retakan tebing penahan tembok. Akibatnya terjadi rembesan air yang masuk dan membuat jalan retak dan ambles. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, menjelaskan ruas jalan provinsi di Kecamatan Waled tersebut sudah mulai terlihat retak pada Minggu (23/4) sekitar pukul 14.00 WIB. “Namun retakan makin jelas dan besar pada sore hari sekitar pukul 17.00,” kata Eman.
Tembok penahan tebing yang retak tidak memiliki paku bumi sehingga tidak kuat menahan derasnya arus Sungai Cisanggarung. Amblesnya ruas jalan di Kecamatan Waled menyebabkan arus lalu lintas yang menghubungkan Cirebon-Kuningan terhambat. Ruas jalan yang sebelumnya dua, kini hanya bisa dilewati satu ruas. Di Kabupaten Sukabumi, sejumlah warung yang berjualan di pesisir Pantai Pelabuhanratu diterjang gelombang pasang pada Sabtu (23/4) petang. Akibatnya sejumlah bangunan rumah dan warung di sepanjang tepi pantai tersebut rusak tergerus air. “Gelombang pasang sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir disertai angin kencang,” kata Asep Edo Saepuloh, pemilik warung di Desa Citepus. (UL/BB/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved