Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMILIHAN Gubernur DKI Jakarta yang baru usai menjadi pembelajaran bagi sejumlah partai di Jawa Barat. Partai NasDem yang sudah mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur akan melakukan kajian lebih mendalam. "Karakter dan dinamika di setiap daerah memang berbeda. Namun, apa yang terjadi di Jakarta, tentu saja kami cermati untuk pelaksanaan pemilihan gubernur di Jawa Barat," kata Ketua Partai NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa, Senin (24/4).
Ia menambahkan komposisi koalisi partai yang akan berkontestansi di Jabar akan berbeda dengan di Jakarta. Meski dikenal pluralis, masyarakat Jabar juga sangat agamais sehingga koalisi dengan partai berideologi Islam diperlukan. Hanya saja, dalam kampanye, NasDem akan mendorong calonnya untuk mengutamakan adu gagasan dan prestasi bekerja, dan memberikan kebaikan bagi masyarakat. "Bukan mengunggulkan politik identitas karena itu sangat membahayakan, memecah belah dan mengadu domba antargolongan," lanjut Saan.
NasDem, tambahnya, berniat memenangi pilgub bukan untuk partai atau sang calon, melainkan untuk masyarakat Jawa Barat. "Karena kita tahu calon yang kita dukung yang memberikan ke-baikan untuk masyarakat." Belajar dari pilgub DKI Jakarta juga dilontarkan Sekretaris PDI Perjuangan Jawa Barat Abdy Yuhana. "Adanya kesamaan karakter pemilih, serta kedekatan wilayah membuat hasil di Jakarta menjadi bahan evaluasi kami." Menurut dia, selain untuk memantapkan soliditas mesin partai, evaluasi dilakukan agar berbagai fenomena yang terjadi di Jakarta tidak kembali dirasakan di Jawa Barat.
Salah satunya, isu SARA supaya tidak terjadi di tatar Parahyangan. PDIP, tegasnya, akan akan mengedepankan program dan gagasan dalam merebut hati warga Jawa Barat. Selain itu, sosok yang diusung pun harus benar-benar mampu menarik perhatian masyarakat.
Koalisi
Ajakan koalisi dilontarkan Ketua Partai Hanura Jawa Barat Fitrun Fitriansyah kepada Partai Golkar. Saat menggelar rapat koordinasi di Bandung, ajakan itu disuarakan langsung kepada Ketua Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ikut hadir. "Golkar 17 kursi, Hanura 3 kursi, kita bisa mencalonkan kalau berkoalisi," tandasnya. Dedi pun mengiakan. "Golkar dan Hanura Jabar sepakat membangun gerakan Poros Jabar. Kami akan menangkis pengaruh negatif pilkada DKI Jakarta ke Jabar." Poros Jabar, tegasnya, akan menjaga agar benturan ideologi di Jabar tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan menimbulkan konflik.
"Golkar dan Hanura memiliki kesamaan spirit." Secara terpisah, Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra Jabar, Radhar Tri Baskoro, menyatakan akan memantapkan koalisi partai di Jakarta dibawa ke Jabar. "Kami akan melanggengkan koalisi permanen dengan Partai Keadilan Sejahtera, tidak hanya di tingkat provinsi, tapi juga kabupaten dan kota." Sementara itu, tokoh populer lain di Jawa Barat, Bima Arya, belum berani tegas memosisikan dirinya dalam pilgub 2018. "Saya punya tiga opsi, yakni tetap menjadi Wali Kota Bogor, ikut pilkada Jabar, atau kembali ke kampus," tegasnya di Slemen, DI Yogyakarta, kemarin.
Ia mengaku masih merenung dan berhitung dari hasil survei yang ada. "Yang penting buat saya sekarang ialah membangun komunikasi dengan banyak pihak dan menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota Bogor." (BU/RZ/AT/BB/DG/AD/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved