Tonton Pengakuan Bomber, Fatayat NU Gelengkan Kepala

Iwan Gumilar
24/4/2017 10:59
Tonton Pengakuan Bomber, Fatayat NU Gelengkan Kepala
(MI/SUMARYANTO)

PERINGATAN Israj Miraj di berbagai daerah dilakukan dengan berbagai acara. Ada yang dilakukan dengan kataman Alquran, siraman rohani dan doa bersama. Salah satu yang unik ialah yang dilaksanakan di Bandung Jawa Barat, peringatan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ini dilakukan dengan didahului menonton rekaman pengakuan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott beberapa tahun lalu, sebelum dilaksanakan acara inti pelaksanaan peringatan hari suci umat Islam ini.

Daiyah Fatayat NU menonton rekaman pengakuan pelaku bom bunuh diri Hotel JW Marriott pada 2009 bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius di Hotel Papandayan Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung. Pada acara tersebut, aktivis Fatayat NU sempat menggelengkan kepala dan merasa heran setelah mendengarkan pengakuan pelaku bom tersebut.

Pemutaran video pengakuan pelaku pemboman Hotel Marriott ini sengaja dilakukan oleh BNPT di hadapan sekitar 500 orang aktivis Fatayat NU sebagai bentuk pencegahan masuknya faham radikalisme yang saat ini mulai masuk ke kalangan anak-anak hingga kaum perempuan.

Acara yang digelar tersebut dijadikan momentum pencegahan paham Radikalisme dan terorisme sejak dini.

Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dalam paparannya mengatakan rekaman video itu direkam pembaiat pelaku bom bunuh diri seminggu sebelum ledakan terjadi. Dalam rekaman itu, pelaku bom bunuh diri terlihat seperti duduk di tengah sawah. Di belakang pelaku bom bunuh diri terdapat dua bangunan bertingkat yang merupakan Hotel JW Marriott.

Perekam video meminta tanggapan terhadap pelaku bom terkait dengan aksinya tersebut. Dia menanyakan apakah aksi yang akan dilakukannya itu termasuk bunuh diri atau bukan. "Tidak itu bukan diri, bunuh diri itu orang yang putus asa. Saya mengharap Surga Allah," jawab sang pelaku.

Ratusan daiyah Fatayat NU langsung menggumam mendengar pernyataan pelaku bom bunuh diri tersebut. Suhardi pun mengajak Fatayat NU menjadi filter di masyarakat agar tidak jadi sasaran paham radikalsime dan terorisme. Ia pun berharap daiyah Fatayat NU bisa mengelimenasi paham-paham tersebut.

Menurut Suhardi ciri radikalsime agar ada bahan kepada fatayat menyampaikan ke masyarakat. "Kegiatan ini strategis karena paham tidak bisa dibendung sendiri dan dilakukan bersama-sama unsur masyarakat."

Sementara itu, Ketua Fatayat NU Anggia R Marini mengaku Fatayat NU sebagai salah satu organisasi Muda Perempuan Nahdlatul Ulama mengaku sangat riskan dengan kondisi saat ini, dimana faham radikalisme dan terorisme sudah masuk ke jaringan dasar kehidupan seperti anak anak dan perempuan.

Untuk itu/Anggia mengaku siap bekerja sama dengan BNPT dan unsur lainnya guna mencegah masuknya faham radikalisme dan terorisme di lingkungan keluarga.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya