Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEPOLISIAN Daerah Sumatra Selatan telah menerjunkan tim pengamanan internal (Paminal) untuk menyelidiki penembakan yang dilakukan anggota Polres Lubuk Linggau saat melakukan razia terhadap satu keluarga di Lubuk Linggau. Dalam kejadian tersebut satu jiwa tewas dan lima lainnya terluka parah.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengakui tim penyelidik sudah memeriksa 11 saksi yang merupakan anggota polisi dan diketahui bahwa Brigadir K yang melepaskan tembakan terhadap para korban.
"Brigadir K merupakan anggota Satuan Sabhara Polres Lubuk Linggau. Brigadir K menggunakan mobil dengan anggota Satlantas Lubuk Linggau sebagai pengemudi. Sedangkan tiga anggota lainnya mengendarai motor. Kemudian petugas kepolisian menghentikan mobil korban dan meminta korban untuk turun," kata dia.
Agung mengungkapkan, saksi berinisial S (70) yang duduk tepat di samping supir sudah menyuruh supir berhenti, namun supir tetap terus melaju dan menerobos pemeriksaan polisi.
Namun tembakan peringatan tidak digubris juga, sehingga Brigadir K langsung menembaki mobil korban. "Penembakan ini tidak ada perintah dari siapa pun. Namun penyelidikan tim masih dilakukan, jelasnya nanti setelah selesai penyelidikan," tegasnya.
Dari lokasi kejadi pihaknya mengamankan barang bukti senjata api jenis Senapan Serbu (SS1) tipe V2 serta tujuh selongsong peluru. "Plat nomor mobil tersebut juga ternyata yang BG 1488 ON itu palsu. Aslinya mobil tersebut berplat B dan milik sebuah yayasan, bukan pribadi. Nanti setelah para saksi korban bisa dimintai keterangan, akan ditanyakan kenapa tidak pakai plat asli," ujar Agung.
Agung menegaskan, pihaknya tidak akan segan untuk memberikan sanksi terhadap Brigadir K bahkan akan menyerahkannya di hadapan hukum untuk mendapatkan tuntutan pidana.
"Namun untuk itu, penyelidikan harus berjalan dan diselesaikan dulu. Kalau perlu PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat), yang bersangkutan akan di PTDH. Tapi kita tidak boleh memutuskan mendahului penyelidikan," jelasnya.
Ia menjelaskan, terjadinya penembakan tersebut tentunya akibat anggota polisi yang tidak menjalankan SOP dengan benar. "Kalau SOP dijalankan dengan benar, tidak akan terjadi yang aneh-aneh. Brigadir K juga akan kita tes psikologinya," imbuhnya.
Selain itu, pihak kepolisian pun telah memberikan santunan terhadap keluarga Surini (55) yang tewas akibat beberapa luka tembakan. Kapolres Lubuk Linggau telah melayat ke rumah korban pada Rabu pagi hari.
Sedangkan Agung mengaku sudah menjenguk Indrayani (32) yang kritis dan dirujuk ke RSUP Dr Mohammad Hoesin untuk menjalani operasi. "Semua biaya pengobatan akan ditanggung oleh Polda Sumsel hingga seluruh korban penembakan sehat," katanya.
Wakapolres Lubuklinggau, Kompol Andi Kumara mengatakan, razia itu untuk mengantisipasi kejahatan 3C (curas, curat, dan curanmor) dengan lokasi yang sudah ditentukan. Sebelum kegiatan, anggota sudah dibriefing terlebih dahulu, termasuk masalah penggunaan senjata api, kalau tidak terpaksa betul, maka jangan gunakan senjata api.
Ia mengatakan, saat kegiatan berlangsung, anggota melihat ada kendaraan sedan warna hitam BG 1488 ON tak mau dihentikan. Bahkan sempat mau nabrak anggota. Karena curiga, anggota kemudian melakukan pengejaran menggunakan mobil polisi. Pengemudi sedan bukannya pelan atau berhenti, tapi malah melaju kencang dan lampu merah juga diterobos. Sehingga sempat terjadi aksi kejar-kejaran di jalan raya.
"Sampai di depan Bank Mandiri Simpang Periuk, mobil itu berhenti dan anggota keluarkan tembakan di situ, setelah sebelumnya ada tembakan peringatan," ujar Andi.
Anggota ini kemudian meminta agar kaca mobil yang berwarna gelap diturunkan. Namun kaca tidak dibuka. Sehingga anggota melepaskan tembakan. "Anggota curiga kaca gelap, setelah terjadi (tembakan) ternyata di dalam tidak seperti dugaan kita. Anggota awalnya memang sudah curiga, dihentikan tidak mau, dikejar malah mengebut dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Jangan-jangan pelaku 3C," ujarnya.
Kemudian pihak kepolisian mengecek plat dari kendaraan korban, ternyata plat kendaraan korban tidak terdaftar di Samsat. Sebagai anggota tentunya memiliki insting dugaan pelaku pencurian dan mengejar mobil korban.
Satu keluarga di dalam mobil Honda City hitam berpelat nomor BG 1488 ON tersebut terdiri dari tujuh orang. Mereka berasal dari Desa Blitar, Kecamatan Sindang Beliti, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Akibat tembakan tersebut, Surini (55) meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sementara itu, beberapa anaknya mengalami luka tembak, yakni Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.
Adapun cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Sementara seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved