Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengimbau agar masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan mewaspadai bencana longsor atau tanah bergerak. Ini karena 14 wilayah Bojonegoro berpotensi terjadi longsor. Terutama, cuaca yang masih didominasi hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi panjang.
Apalagi, pergerakan tanah juga telah terjadi di empat kecamatan. Adapun 14 wilayah kecamatan yang berpotensi terjadi tanah longsor itu tersebar di sejumlah kawasan, di antaranya Sugihwaras, Trucuk, Malo, Bubulan, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Kasiman, Ngambon, dan Temayang.
Sementara kejadian pergerakan tanah berada di Kecamatan Kedewan, Sekar, Gondang, dan Sukosewu.
"Iya, kawasan tersebut di atas mesti diwaspadai," ungkap Kepala Pelaksana Harian Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro, Andik Sudjarwo kepada Media Indonesia, Selasa (18/4).
Menurut dia, peningkatan kewaspadaan itu setelah adanya peringatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat, yang mennyatakan 10 kecamatan tersebut di atas rawan terjadi bencana longsor. Bahkan, kata dia, pergerakan tanah juga telah terjadi di empat kecamatan. Antara lain, Kecamatan Kedewan, Sekar, Gondang, dan Sukosewu.
"Untuk itu kami minta warga waspada," tandasnya.
BPBD Bojonegoro, lanjutnya, juga telah rekomendasi sejumlah langkah antisipasi agar pihak terkait melakukan pemantauan secara berkala permukiman yang berada di bawah lereng perbukitan (kemiringan tebing).
Apalagi, wilayah Bojonegoro pada April ini masuk cuaca transisi penghujan ke kemarau sehingga dimungkinkan terjadi hujan deras dengan intensitas lama.
Andik juga mengungkapkan, sejumlah indikasi awal bencana longsor. Di antaranya, ditandai dengan terjadi hujan deras dengan durasi sangat lama. Selain itu, juga adanya penurunan tanah, tiang listrik, telpon, maupun pepohonan yang miring hingga sejajar kemiringan lereng.
"Termasuk, keluarnya air bercampur lumpur dari dalam tanah dan munculnya suara gemuruh dari atas bukit sesaat sebelum longsor," paparnya.
Apabila dijumpai sejumlah indikasi tersebut, warga segera mengambil upaya cepat penyelamatan jiwa serta melaporkan kepada Pemkab melalui BPBD. Ia juga meminta agar Pemerintah Kecamatan dan Desa mengaktifkan seluruh potensi relawan kebencanaan yang berbasis masyarakat.
"Kami minta semua pihak proaktif dengan melakukan pemantauan berkala wilayah rawan," ujar Andik.
Dijelaskannya, ada beberapa langkah awal yang dapat dilakukan mengantisipasi longsor atau pergerakan tanah. Di antaranya menutup retakan tanah dengan lumpur, menggunakan terasiring lahan pertanian di kawasan perbukitan, serta menutup genangan air di atas bukit. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved