Perempuan Papua Jadi Jantung Pembangunan

Martinus Solo
18/4/2017 09:59
Perempuan Papua Jadi Jantung Pembangunan
(Wakil Wali Kota Sorong-Papua Barat, dr Pahimah Iskandar -- MI/Martinus Solo)

PEREMPUAN Papua harus maju, mandiri, dan berbakat. Itulah impian Wakil Wali Kota Sorong, Papua Barat, dr Pahimah Iskandar, agar perempuan Papua bisa maju dan tidak tertinggal dengan perempuan lain di luar Papua. Bagaimana kiat Pahimah Iskandar untuk memajukan perempuan Papua? Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia Martinus Solo di Sorong dengan Wakil Wali Kota Sorong, Pahimah Iskandar, Minggu (16/4).

Apa kiat Anda setelah kembali terpilih sebagai Wakil Wali Kota Sorong untuk memajukan perempuan Papua?
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sorong yang sudah memercayakan saya sebagai wakil wali kota bersama Wali Kota Sorong Lambert Jitmau memimpin kembali Kota Sorong. Sebagai wakil wali kota, saya akan memberdayakan perempuan Papua sebagai jantung pembangunan di Kota Sorong, dengan membangun sumber daya manusia untuk terus ditingkatkan, agar mereka bisa terampil dan menjawab tantangan lokal dan global seperti di era Masyarakat Ekonomi ASEAN ini.

Program unggulannya seperti apa untuk memberdayakan perempuan?
Seperti biasa saya membangun perempuan Papua dari segi politik, ekonomi, dan pendidikan. Seperti politik dengan memberikan seminar tentang sadar politik bagi perempuan sehingga melek berpolitik, sedangkan di bidang pendidikan lewat pemberian beasiswa bagi perempuan berprestasi.

Sejauh ini apa tantangan dalam membangun perempuan Papua agar maju?
Tantangannya perlu waktu dan latihan serta pendidikan agar bisa memberikan pengertian yang mendalam. Dengan demikian, para perempuan bisa memberikan pengertian yang mendalam. Perempuan Papua dapat menyadari pentingnya keterampilan yang memadai untuk menjawab tantangan zaman yang semakin berkembang.

Bagaimana keterampilan yang diperoleh bisa dipraktikkan?
Keterampilan yang ada perlu diasah terus-menerus. Lalu jam terbang yang memadai dan harus tahan banting sehingga bisa membantu dalam mempraktikkan hasil ketrampilan yang ada.

Apa ada contoh konkret perempuan Papua yang di-beri pelatihan dan berhasil mempraktikkannya?
Ada. Ibu guru di Sorong bisa membuat bakso dan mengembangkan usaha itu di Kabupaten Maybrat sehingga bisa membantu menyekolahkan anak dan membangun rumah mewah. Penghasilannya Rp4 juta-Rp5 juta per bulan. Ibu tersebut dijadikan teladan bagi ibu-ibu yang lain karena setelah mendapat pelatihan, ia langsung mempraktikkannya.

Bagaimana dengan sumber pemodalan yang sering dikeluhkan warga penerima keterampilan?
Sejauh ini setiap diadakan pelatihan, kami sering memberikan pemodalan awal, misalnya, Rp5 juta sehingga para ibu diharapkan bisa mempraktikkan keterampilan yang didukung bantuan modal secara hibah.

Apa pola pikir dan cara pandang perlu diubah karena budaya berburu, meramu, dan bertani masih dilakukan warga Papua?
Tepat sekali, perlu ada kemauan dari perempuan Papua untuk berpikir positif dan meminimalkan kebiasaan berburu dan meramu serta bertani. Perempuan harus bisa mengembangkan talenta yang ada.

Apa harapan Anda untuk perempuan Papua di masa mendatang?
Para perempuan Papua perlu banyak belajar dari perempuan lain dari luar Papua. Dengan demikian, tercipta persaingan yang sehat agar bisa mengejar ketertinggalan. Semua itu untuk menuju Papua yang lebih baik dan maju. (N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya