Empat Desa Tangguh Bencana Dibentuk

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menargetkan pembentukan empat desa tangguh bencana (destana). Desa-desa yang dibentuk tersebut masuk daerah rawan bencana. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, mengatakan keempat desa yang bakal menjadi destana itu ialah Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Pasegeran, Kecamatan Pandanarum, Beji, Kecamatan Pejawaran, dan Kayuares, Kecamatan Pagentan. Sebagai tahap awal, lanjut Andri, pihaknya telah melatih 35 sukarelawan desa. Mereka ialah tokoh pemuda, tokoh masyarakat, anggota PKK, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

"Pelatihan tersebut meliputi pengetahuan terhadap kebencanaan, evakuasi, pembuatan peta rawan bencana, pengelolaan logistik, dapur umum, pengungsian, pelayanan kesehatan, dan lainnya," katanya. Hingga kemarin, cuaca buruk masih terjadi di pesisir pantai selatan Jawa Tengah. Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Jawa Tengah, mengeluarkan peringatan dini soal gelombang tinggi laut. Pengamat cuaca BMKG Cilacap, Nurfaijin, mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini soal gelombang tinggi di wilayah Samudra Hindia atau perairan sebelah selatan Jateng dan DIY.

"Kami meminta kepada pengguna jasa kelautan untuk waspada terhadap gelombang tinggi dan angin kencang. Ketinggian gelombang dapat mencapai maksimal 3,5 meter, sedangkan kecepatan angin maksimal hingga 20 knot," jelas Nurfaijin, Senin (17/4). Dari Sumatra Barat, hujan deras yang melanda wilayah itu selama dua hari terakhir telah memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah. Seperti di Kabupaten Solok Selatan, material longsor menimbun badan jalan provinsi dan beberapa rumah di Kecamatan Sangir Jujuan. Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan, Editorial, mengatakan tanah longsor terjadi di lima titik di jalan provinsi yang menghubungkan Padang Aro-Lubuk Malako, Kecamatan Sangir Jujuan.