Pembangunan Pabrik Semen Lanjut

(FR/N-3)
17/4/2017 01:30
Pembangunan Pabrik Semen Lanjut
(ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

WARGA dari lima desa yang berada dalam kawasan ring 1 meminta pembangunan pabrik dan pertambangan batu kapur PT Semen Indonesia Tbk di Rembang, Jawa Tengah (Jateng), dapat dilanjutkan. Warga dari Desa Kajar, Kadiwono, Tegaldowo, Trimbangan, dan Pasucen itu juga menyesalkan langkah Komnas HAM yang telah mengirim surat kepada presiden agar menghentikan pembangunan pabrik BUMN tersebut. "Langkah Komnas HAM ini telah membuat sebanyak 7.000 warga marah karena data yang digunakan persis dengan yang kontra pabrik," kata Ketua Tim Pembela Aset Negara Achmad Michdan di Kota Surakarta, Minggu (16/4).

Terkait dengan hal itu, sekitar 100 perwakilan warga akan mendatangi Komnas HAM hari ini. Achmad Michdan yang telah mendapatkan surat kuasa dari warga akan mendampingi mereka. "Kedatangan kami bertujuan untuk menyampaikan bahwa apa yang terjadi selama ini tidak benar. Mereka harus mendapatkan data yang benar," tegasnya. Anggota Tim Pembela Aset Negara Mahendradata menambahkan warga lima desa yang notabene berada sangat dekat dengan lokasi pabrik itu selama ini tidak merasa dirugikan. Sebaliknya, mereka malah merasa terbantu utamanya dari sisi peningkatan kesejahteraan.

Kehadiran pabrik semen itu telah membuka banyak peluang dan kesempatan di kawasan yang dikenal tandus tersebut, terutama karena anak-anak bisa mendapatkan pendidikan lebih baik, kaum ibu mendapatkan pelatihan keterampilan untuk berwirausaha, dan para pemuda mendapatkan pekerjaan. Hal itu berdampak langsung pada meningkatnya kesejahteraan warga. "Tolok ukur paling mudah ialah angka pernikahan di bawah umur turun drastis. Salah satunya karena banyak sekolah yang didukung pabrik semen," kata Mahendradatta.

Kehadiran PT Semen Indonesia juga membawa perbaikan infrastruktur di sana. Tadinya warga Desa Pasucen dan Kajar sangat kesulitan untuk memperoleh air bersih.
Sekarang, setelah dilakukan pemipaan oleh pihak pabrik, persoalan tersebut telah ter-selesaikan. Mahendradatta mengaku heran saat bermunculan aksi penolakan.
"Intinya ialah gerakan kemarin termasuk mengecor kaki itu bukanlah warga Rembang, melainkan mengatasnamakan warga Rembang," tegasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya