Batam Masuk Posisi Kedua Kasus Human Trafficking

Hendri Kremer
11/4/2017 19:45
Batam Masuk Posisi Kedua Kasus Human Trafficking
(ANTARA/Fanny Octavianus)

KOTA Batam menduduki peringkat kedua tertinggi sebagai tempat perdagangan manusia (human trafficking) di Indonesia. Peringkat pertama duduki Papua.

''Banyak laporan yang masuk ke saya bahwa Kota Batam jadi pusat
perdagangan manusia,'' ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise di Harmoni One Hotel di Batam, Senin (10/4) malam.

Selain angka perdagangan manusia, Menteri Yohana juga menerima laporan mengenai tingginya angka KDRT yang terjadi di Batam. Kementerian akan mengaji penyebab tingginya angka perdagangan manusia dan KDRT di kota ini.

''Kekerasan di sini masih tinggi terutama pada KDRT, namun saya akan kaji di kementerian bersama pihak kepolisian dan intelijen kenapa terjadi peningkatan di Batam,'' tutur Yohana lagi.

Dalam kunjungannya di Batam, Menteri PPPA juga menyoroti maraknya lalu lintas anak dari daerah lain ke Kota Batam, yang dikhawatirkan merupakan korban penculikan. ''Ada laporan, modus-modus penculikan anak dikirim ke luar dan dijual organnya, saya masih pelajari apakah itu betul-betul terjadi atau tidak. Ini menjadi masukan dan kita akan cek,'' tegas Yohana.

Menteri Yohana menegaskan anak berusia 0-18 tahun tidak boleh bekerja, melainkan harus bersekolah. Hak anak seperti bersekolah, bermain dan berekreasi harus dipenuhi.

Di sisi lain Menteri Yohana juga menyoroti peningkatan kekerasan terhadap anak karena maraknya penggunaan gawai yang tak terkendali. Hubungan yang dijalin lewat media sosial kerap berujung kepada kekerasan terhadap anak.

Sedangkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2PT2A) Marlin Agustina Rudi mengatakan pihaknya tengah gencar melakukan sosialisasi hingga ke tingkat RT dan RW tentang pentingnya pengawasan orangtua terhadap anak. Salah satu yang menjadi fokus adalah mengenai bahaya penggunaan gawai oleh anak-anak. (OL-4)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya