Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
HASIL survei mulai menghangatkan suasana politik di Jawa Barat menjelang pemilihan gubernur pada 2018. Kemarin, Tim Peneliti Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, mengumumkan hasil survei mereka.
Tidak banyak kejutan. Nama-nama beken seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, dan Iwa Karniwa masih berada di peringkat atas.
Dalam survei itu, Emil menduduki peringkat teratas kategori pilihan masyarakat dan kelayakan untuk menjadi Gubernur Jabar. “Kami melakukan survei pada 27 Maret-1 April, dengan responden berjumlah 5.000 orang di seluruh Jabar,” ungkap Direktur Prog-ram Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Agus Salim Mansyur di Bandung.
Pada kategori pilihan masyarakat, Emil meraih 24,28%, diikuti Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, dan Iwa Karniwa. Di kategori kelayakan, Emil juga tertinggi dengan 55,11%, dan diikuti empat nama yang sama.
Dalam survei itu juga muncul nama pesohor lain seperti Rieke Diah Pitaloka yang mengantongi 8,58% pilihan masyarakat, Nurul Arifin, Desy Ratnasari, dan Netty Prasetiyani.
Menurut Agus, selain karena sering muncul di media, popularitas Emil pun meningkat pascadeklarasi dukungan oleh Partai NasDem. “Jumlah pemilih meningkat setelah Emil mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur dari Partai NasDem,” katanya.
Bintang kejutan dalam survei itu ialah Iwa Karniwa. Sekretaris Daerah Jabar itu muncul di peringkat kelima. “Dia jarang disebut di media. Iwa dikenal sebagai birokrat karier,” tandas Agus Salim.
Di sisi lain, setelah memastikan mengusung Ridwal Kamil, para kader dan simpatisan Partai NasDem Jawa Barat terus bergerak ke seluruh wilayah. “Kami terus muter menyosialisasikan Kang Emil. Tiap minggu ada sosialisasi,” kata Ketua NasDem Jabar, Saan Mustopa.
Soal koalisi, ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan PAN dan PP. “Dengan Hanura juga.”
Gubernur NU
Di Surabaya, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan sudah saatnya warga Nahdlatul Ulama Jawa Timur memiliki calon gubernur dari kalangan sendiri. “Selama ini, jumlah warga nahdiyin di Jatim paling besar. Namun, belum ada gubernur dari NU,” tuturnya.
Selama ini, lanjutnya, yang menjadi Gubernur Jatim berasal dari kalangan TNI dan nasionalis.
Ia menambahkan, hasil survei menempatkan tiga nama di peringkat pertama, yakni Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, Tri Rismaharini, dan Khofifah Indar Parawansa. “Golkar masih akan rapat untuk menentukan kandidat terbaik. Kami akan bersama-sama mencari cagub yang bisa menaikkan kekuatan dan elektabilitas Golkar di Jatim,” tandas Setnov.
Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Nusron Wahid mengakui ada dua nama yang tengah ditimbang, yakni Gus Ipul dan Khofifah. “Kami masih wait and see dulu.”
Pilgub 2018 di Nusa Tenggara Timur juga mulai diramaikan upaya koalisi. Partai Golkar, misalnya, menjajakinya dengan Partai Keadilan Sejahtera. “Kami sudah melakukan pendekatan,” kata Ketua Partai Golkar NTT Ibrahim Medah.
Partai beringin, tuturnya, sudah melakukan survei terhadap delapan kader terbaik mereka. Selain anggota legislatif, beberapa nama tercatat sebagai bupati.
Majunya sejumlah pejabat karier pada Pilkada 2018 dikritisi pengamat politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Arlan Sida.
“Saya khawatir, masuknya sekretaris daerah dalam pencalonan sebagai bupati maupun wakil bupati bisa menimbulkan blok-blokan di birokrasi. Sekda merupakan jabatan karier tertinggi sehingga ketika dia maju, kinerja PNS bisa terganggu,” tuturnya.
Pada pilkada di Kabupaten Bandung Barat, misalnya, Sekda Maman S Sunjaya sudah muncul lewat baliho. Ia akan berpasangan dengan Elin Suharliah, istri Bupati Abubakar. “Maman muncul saat pilkada masih jauh. Ini bisa membuat birokrasi menjadi panas,” tandas Arlan. (FL/PO/DG/RF/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved