Banyak Gedung di Jakarta tidak Miliki Sertifikat Laik Fungsi

PELAKSANA tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan gedung di Jakarta banyak yang tidak memiliki sertifikat laik fungsi (SLF). Sertifikat ini menjadi syarat wajib untuk setiap gedung sebelum dilakukan jual beli.

“Banyak gedung di Jakarta yang tidak memiliki sertifikat ini. Sebelum sebuah gedung dijualbelikan atau digunakan sertifikat ini harus sudah ada dengan serangkaian pemeriksanaan yang dilakukan oleh petugas,”jelasnya di Jakarta, Selasa (21/3).

Sumarsono mengatakan, meski masih menunggu hasil penyelidikan jatuhnya lift di pusat perbelanjaan Blok M Square Jakarta selatan, Jumat (17/3) lalu. pihaknya akan segera memeriksa seluruh audit kontruksi gedung yang ada di Ibu kota.

Menurutnya, sifat pengeloaan gedung yang berbasis pada bisnis berdampak pada abainya pemeriksaan secara rinci atas kelayakan sebuah gedung. Kepastian kelayakan gedung pun bertambah buruk dengan minimnya jumlah tim yang bertugas untuk memeriksa kontruksi dan kelengkapan gedung secara berkala.

Sumarsono juga akan segera menerapkan sanksi tegas berupa pencabutan izin bangunan jika terbukti pengelola gedung melakukan audit kontruksi secara sembarangan.

“Kami sudah tahu berapa banyak gedung yang tidak memiliki sertifikat itu tapi jumlahnya saya tidak hapal,” tuturnya.

Peraturan menteri pekerjaan umum nomor 25/PRT/M/2007 tentang pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung mengamanatkan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan secara berkala. Begitu pun dengan pengelola gedung yang harus memperbaharui sertifikat tersebut lima tahun sekali.

Pakar kontruksi Elly Tjahjono menuturkan sertifikat tersebut wajib dimiliki bagi pengelola gedung sebelum gedung tersebut difungsikan.

“Setiap membangun gedung harus memiliki IMB setelahnya harus ada SLF apalagi gedung yang ada pelayanan masyarakat,” tuturnya. (OL-5)