Ahli Agama Islam Sebut Al Maidah 51 Dipakai Saat Perang

SAKSI Agama Islam, KH Ahmad Ishomuddin mengatakan ayat Al Maidah 51 bukan merupakan konteks yang bisa dihubungkan dengan kampanye. Ayat tersebut dia artikan ketika perang Islam dengan agama lain pada zaman dahulu.

Karena kejadian itu, dia beranggapan ayat Al Maidah 51 tidak dapat diterapkan saat memilih pemimpin. Ayat tersebut bisa diterapkan hanya jika perang fisik kembali terjadi.

"Kalau diterapkan dalam konteks kekinian, bisa terjadi jika konteksnya sama yaitu terjadi peperangan secara fisik antara orang islam dengan agama lain. Konteks surat Al Maidah ayat 51 adalah peperangan," kata Ahmad di Kementerian Pertanian, Jaksel, Selasa, (21/3).

Secara detail, Ahmad juga menjabarkan arti ayat Al Maidah 51 yang dipakai saat zaman perang. Saat itu, Islam dilarang menjadikan agama lain sebagai teman dengan tujuan mengkhianati agama Islam.

"Berdasarkan fikih, hukumnya haram karena menolong orang Yahudi atau Nasrani untuk memusuhi atau berkhianat pada Islam," ujarnya.

Menurut tafsiran di beberapa kitab, Ahmad mengatakan ayat tersebut ditujukan kepada orang beriman untuk melindungi diri dari orang munafik, kala itu. Dia juga mengatakan arti sekarang, Auliyah dalam Al Maidah 51 merujuk kepada teman setia.

"Salah satu kitab tafsir berkata bahwa ayat tersebut ditujukan untuk orang beriman. Pendapat lain mengatakan bahwa sasaran larangan ini adalah orang-orang munafik agar mereka kembali pada keimanan dan tidak, berkhianat kepada umat islam," ujar Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jakarta tersebut. (OL-5)