Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SAKSI Ahli Bahasa dari Universitas Indonesia, Rahayu Sutiarti mengatakan kata 'pakai' dalam penggalan pidato Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memiliki arti yang sangat berpengaruh. Hal ini bertentangan dengan penjelasan saksi bahasa yang sebelumya dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Mahyuni.
"Justru (kata pakai) berpengaruh besar. Kalau enggak ada kata 'pakai' berarti surat Al Maidah-nya bohong," kata Rahayu di persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (21/3).
Rahayu pun menjabarkan detail arti kalimat 'dibohongi pakai surat Al Maidah'. Dari kalimat tersebut ada subjek yang tak disebutkan. Kemudian, kata 'dibohongi' merupakan predikat pada kalimat itu.
"Pakai surat Al Maidah adalah keterangan alat. Sementara pelaku tak disebutkan. Kita tak tahu siapa yang dibohongi kan, tapi kita tahu alat yang digunakan," jelas Rahayu.
Karena penjelasan itu, Rahayu beranggapan tak ada ucapan Ahok yang dianggap menodakan agama ataupun menghina ayat suci Alquran. Andai saja Ahok mengani kata 'pakai' menjadi kata 'merujuk', barulah kata Rahayu Ahok menuding Alquran sebagai sumber kebohogan.
"Enggak mungkin Alquran berbohong. Jadi itu (kata pakai) sangat penting di situ," jelas Rahayu dalam persidangan ke -15 kasus dugaan penodaan agama itu.
Sebelumnya, saksi ahli bahasa dari JPU, Mahyuni mengatakan kata 'pakai' tak terlalu penting dalam pidato Ahok. Sebab, sudah ada kata 'dibohongi' dalam padanan Ahok yang berartiikan negatif.
"Tetap alat untuk membohongi itu adalah surat Al-Maidah, karena kalau bicara dibohongi, berarti ada alat yang digunakan untuk berbohong, ada yang dibohongi, ada yang berbohong," kata Mahyuni di Kementan, Jaksel, Selasa, 13 Februari 2017.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved