Warga Bukit Duri Pindah seusai Lebaran

Gnr/J-2
20/3/2017 08:19
Warga Bukit Duri Pindah seusai Lebaran
(Foto udara penormalan Sungai Ciliwung di kawasan Kampung Pulo dan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (12/3). -- MI/Ramdani)

AKAL sehat warga akhirnya berbicara. Sejumlah warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, akhirnya meminta direlokasi seusai Lebaran. Sejumlah lainnya meminta direlokasi setelah kenaikan kelas.

Permintaan warga disampaikan saat petugas Pemerintah Kota Jakarta Selatan menyampaikan sosialisasi terhadap warga Bukit Duri yang terdampak proses penormalan Sungai Ciliwung.

Sosialisasi berlangsung Senin (13/3) dan Kamis (16/3) terhadap warga RT 01, 02, 03, 04/RW 12 dan RT 10, 11/RW 01. Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jakarta Selatan Bambang Eko Prabowo mengatakan sebagian besar warga mengutarakan persetujuan terhadap normalisasi sungai.

“Permintaan relokasi warga dilakukan sehabis Lebaran dan kenaikan kelas anak sekolah. Warga RT 01, 02/RW 12 dan RT 10, 11/RW 01 juga meminta pelebaran trace lebih ke arah Jakarta Timur. Hasil sosialisasi ini akan disampaikan kepada Bapak Gubernur untuk meminta arahan beliau,” kata Bambang kepada Media Indonesia, Sabtu (18/3).

Saat sosialisasi terhadap warga, Senin (13/3), Pemkot Jaksel juga melakukan pengundian unit rumah susun yang akan ditempati.

Rusun yang dijadikan tempat relokasi ialah di Rawabebek, Pulogebang, dan Rusun Komarudin.

Sebanyak 215 kepala keluarga ditempatkan di Rusun Rawabebek, 20 kepala keluarga di Rusun Pulogebang, dan 11 kepala keluarga di Rusun Komarudin.

Warga harus direlokasi karena sebanyak 249 bidang tanah atau sepanjang 700 meter wilayah Bukit Duri akan dibong­kar sebagai bagian dari proses lanjutan normalisasi Sungai Ciliwung. Proses normalisasi difokuskan di Kelurahan Bukit Duri dan selanjutnya di Kelurahan Manggarai.

“Bidang tanah yang memiliki surat-surat kepemilikan akan dicek Badan Pertanahan Nasional untuk selanjutnya dilakukan pembayaran ganti rugi dengan harga apraisal. Pengundian dilakukan terhadap warga yang tidak memiliki surat kepemilikan,” ujar Bambang.

Normalisasi Sungai Ciliwung sudah dirasakan dampaknya oleh warga Bukit Duri pada saat terjadi banjir. Jika biasanya air surut selama berhari-hari kemudian, saat banjir melanda dua minggu lalu, air surut pada hari itu juga.

Ketua RT 09/RW 12 Sumiari menyebut pada 2007 banjir sempat bertahan hingga berminggu-minggu. Warga terpaksa meng­ungsi ke rumah-rumah tetangga lantaran seluruh rumah terendam.

“Pada 2012 sudah mending, banjir hanya menggenangi setengah rumah karena sampah-sampah di kali mulai dibereskan. Banjir yang kemarin surutnya cepat sekali,” imbuh Sumiari. (Gnr/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya