Galian Kabel tak Tuntas Bikin Warga Menderita

Sri Utami
15/3/2017 08:57
Galian Kabel tak Tuntas Bikin Warga Menderita
(MI/Ramdani)

KEMARIN (Selasa, 14/3) pagi, Indah Dea Winiar, 28, tidak bisa mengendalikan laju motor matiknya. Tubuhnya yang berbobot sekitar 71 kilogram oleng ke kiri lalu jatuh terjerembap di tumpukan tanah galian proyek penanaman kabel listrik.

Kaki kirinya sulit bergerak karena tertimpa motor. Beberapa pengedara motor yang melihat kejadian itu segera menolong Indah. Sembari membersihkan bagian siku dan kakinya yang penuh dengan tanah, wanita berkacamata itu memaki kondisi jalan yang semrawut karena proyek galian kabel yang tak kunjung tuntas.

"Ya Tuhan, jalan sudah sempit, macet, ditambah galian ini. Apa tidak mikir orang yang gali lubang ini. Ini membahayakan. Bagaimana bisa aman pengendara kendaraan bisa lewat sini. Bukannya memudahkan malah membahayakan," umpat karyawan swasta itu.

Selain kemacetan, sepanjang Jalan Sultan Agung atau lebih dikenal dengan jalan Manggarai, Jakarta Selatan, sudah lebih dua bulan dihiasi tumpukan tanah dan material galian kabel listrik. Sekitar lima lubang galian dengan diameter 1,5 meter memakan jalur pedestrian. Tidak hanya menggambil sarana hak pejalan kaki, tumpukan tanah dan bebatuan juga mengambl bagian jalan. Jalan yang sudah sempit karena diambil jalur khusus Trans- Jakarta makin sempit. Tiap pagi dan sore hari, di sana selalu macet.

Kondisi kemacetan makin semrawut karena kabel hitam dengan panjang lebih dari 2 meter dibiarkan menumpuk dan menjulur sepanjang jalur pedestrian. Mirasih, 30, salah satu karyawan perkantoran di kawasan Matraman, mengaku kesal dengan galian tersebut. Mira yang selalu melalui jalur pedestrian tersebut harus ektra waspada dengan kondisi jalan yang tidak bersahabat itu.

"Tidak ada galian saja kurang nyaman, apalagi ada galian ini. Saya harus jalan di pinggir jalan raya akhirnya. Ya lebih waspada saja, jangan sampai kesenggol kendaraan," terangnya.

Ia berharap proyek galian kabel tersebut cepat diselesaikan sebab sangat mengganggu kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki. Belum lagi jika hujan, ceceran tanah merah bekas galian membuat licin jalan. Ia mempertanyakan, jika terjadi kecelakaan seperti yang dialami Indah Dea Winiar dan mengalami luka parah, siapa yang bertanggung jawab. Beruntung Indah tidak mengalami luka yang cukup parah.

Sementara itu, salah satu petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Agus, 45, mengakui tugas mereka menjadi terganggu dengan adanya galian tersebut. Dia mencontohkan saat menebang dahan pohon, timnya harus bersusah payah untuk meraih ranting pohon.

"Waktu itu mau tebang ranting pohon yang harusnya tidak lebih dari 1 jam. Karena ada galian itu, jaraknya agak jauh, jadi agak sedikit kesulitan," ujarnya.

Adanya proyek galian tersebut, menurut Agus, memang membuat kondisi jalan terlihat berantakan. Tumpukan tanah bekas galian, kabel-kabel, dan material lainnya masih belum terpasang. "Kami tidak berani merapikan karena itu kan kerjaan orang, ya. Nanti kami salah kalau asal bersihkan saja," tandasnya. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya