Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KONDISI jalan dan dua jembatan baja penghubung jalan di Transyogi Cileungsi dan Cibubur dikeluhkan warga sekitar dan pengguna jalan.
Jembatan di dekat Kota Wisata dan Legenda Wisata itu kini menjadi sumber kemacetan setiap hari tanpa mengenal jam.
Akibatnya, banyak warga pengguna jalan melakukan protes. Salah satunya dengan membuat petisi.
Adalah Umi Nurambarini, warga Gunung Putri, Kabupaten Bogor, yang mengawali petisinya di www.change.org dengan judul 'Mempetisi Provinsi Jawa Barat dan Ahmad Heryawan'. Petisi itu dibuatnya dua hari lalu atau Selasa (7/3).
Umi menulis bahwa waktu tempuh dari Kota Wisata ke Legenda Wisata untuk putar balik bisa 1 jam. Padahal jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Jembatan terlihat sudah tua, semakin lama semakin ambles.
Jarak antara jalan dan jembatan kian melebar sehingga selalu berlubang.
Meskipun bolak-balik ditambal, dalam 1-2 minggu jalan kembali rusak.
Hingga kemarin sekitar pukul 16.08 WIB, sudah ada 1.246 pendukung petisi.
Bahkan dua hari lalu atau baru saja dimulai, yang ikut petisi langsung menembus 1.000 pendukung.
Misalnya, Dian Gasto.
Ia mengaku sudah muak dengan kondisi kemacetan akibat kondisi jembatan dan jalan rusak tersebut.
'Saya wajib pajak yang taat, tapi sepertinya pihak yang berwenang cuek. Segera benahi kondisi jembatan ini', tulis Dian di petisi tersebut.
Jalan dan jembatan yang berlokasi di Desa Cileungsi atau perbatasan Gunung Putri dengan Cileungsi itu berstatus sebagai jalan nasional atau yang dibangun pemerintah pusat dan dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Wajar ketika Sekretaris Camat Cileungsi Adi Henryana menolak bertanggung jawab atas jalan tersebut. Begitu pun Pemerintah Kabupaten Bogor.
Namun, warga tidak mau tahu dan menganggap pihaknya yang harus bertanggung jawab.
Adi mengakui banyak keluhan dari warga masuk ke pihaknya.
"Kerusakan seperti bolong-bolong kami tetap upayakan dengan melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Bogor untuk ditindaklanjuti ke provinsi atau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," ungkapnya.
Adi tidak membantah bahwa kemacetan sudah berlangsung lama.
Ketika musim hujan, air masuk ke jembatan sehingga tergenang.
Dampak lainnya ialah jalan aspal menjadi cepat rusak. Itu yang menjadi penyebab kemacetan.
"Kemarin ada upaya perbaikan baik dari pemerintah pusat dan kabupaten. Lantas kemacetan agak terurai dan berkurang. Tapi rusak lagi," katanya.
Musyawarah pimpinan kecamatan menghasilkan rencana melakukan rekayasa lalu lintas.
Hal itu dilakukan selama menunggu perbaikan.
Meski demikian, Adi menegaskan rencana tersebut tidak serta-merta dilakukan karena perlu disosialisasikan dengan berbagai pihak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved