Urai Macet, Jalan Alternatif Diperbanyak

Gan/J-1
10/3/2017 04:01
Urai Macet, Jalan Alternatif Diperbanyak
(ANTARA/Paramayuda)

DALAM kurun waktu kurang dari lima tahun, wajah Kota Bekasi berubah total.

Sektor hunian dan perekonomian di kota itu semakin hidup.

Untuk memecahkan masalah utama perkotaan yang bernama kemacetan, pemerintah setempat gencar menambah jaringan jalan.

Saat ini pemerintah sedang membangun sisi barat Jalan Perjuangan di Bekasi Utara, sisi barat Jalan Underpass Bekasi Timur, dan Jalan Pangeran Jayakarta di Kecamatan Medansatria.

Keberadaan jalan itu diharapkan memudahkan aksesibilitas masyarakat menuju pusat kota.

"Pola pergerakan masyarakat kita sebar ke jalan-jalan alternatif yang sedang kita bangun sehingga kemacetan tidak lagi bertumpu pada satu titik," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bekasi Tri Adhianto, kemarin.

Pembangunan jalan-jalan tersebut, sambungnya, sudah sangat mendesak mengingat makin banyaknya warga luar Bekasi yang mengunjungi kota tersebut, terutama di akhir pekan.

Misalnya Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Sultan Agung, Jalan Raya Narogong, dan Jalan Raya Jati Asih.

Jalan-jalan tersebut merupakan titik macet karena menjadi jalan penghubung menuju Kota Bekasi.

Dalam membangun jaringan jalan baru, ungkap Tri, pihaknya lebih memanfaatkan tanah milik Perusahaan Umum Jasa Tirta II, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera).

Karena itu, pemerintah daerah bisa menghemat anggaran dengan tidak melakukan pembebasan lahan milik warga.

Untuk membangun jaringan jalan baru tersebut, pemerintah setempat mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit. Untuk pembangunan Jalan Pangeran Jayakarta, pemerintah menganggarkan Rp22,5 miliar, Jalan Perjuangan Rp35 miliar, dan Jalan Underpass Bekasi Timur Rp20 miliar.

Selain membangun jaringan jalan baru, pihaknya juga melakukan pelebaran jalan di beberapa ruas jalan.

Antara lain Jalan Raya Komsen hingga pertigaan Pasar Rebo, Jatiasih. Pembangunan yang menelan biaya hampir Rp100 miliar itu diperoleh dari DKI Jakarta melalui dana hibah.

Nantinya, konsep ruas jalan itu akan seperti Jalan Ahmad Yani, yang memiliki dua jalur untuk empat lajur.

Dengan begitu, pengendara bisa leluasa memacu kendaraannya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya