Hiu Tutul pun Ingin Merasakan Kebersihan Teluk Jakarta

Yanurisa Ananta
09/3/2017 07:51
Hiu Tutul pun Ingin Merasakan Kebersihan Teluk Jakarta
(MI/Yanurisa Ananta)

TIBA-TIBA mulut para pekerja harian lepas (PHL) dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang sedang piket pada Minggu (5/3) lalu terkunci Saat tengah memunguti sampah-sampah di perairan Kepulauan Seribu, di hadapan mereka ikan hiu paus atau hiu tutul (Rhincodon typus) melintas. Dengan gemulainya hiu paus itu melenggak-lenggokkan badan ke kanan dan ke kiri.

"Wow, bagus banget. Ck..ck..ck." Itu yang terucap dari mulut salah satu anggota pasukan oranye begitu hiu paus itu mulai menghilang dari pandangan. Sementara itu, teman-temannya yang lain masih terpana.

Untungnya, salah satu dari mereka sempat mengabadikan peristiwa itu dengan telepon pintar. Dalam video berdurasi 33 detik itu terlihat jelas seekor hiu paus dengan tutul-tutul putih di tubuh melintas di depan kapal mereka.

Aktivitas para pekerja itu langsung terhenti. Mereka terpana saat melihat ikan dengan panjang sekitar 6 meter-7 meter tersebut. "Seumur-umur baru kali ini melihat ikan segede itu. Luar biasa," ujar pekerja lainnya.

Sejatinya, kemunculan ikan hiu di perairan Kepulauan Seribu bukanlah hal yang baru. Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman mengatakan, selain ikan hiu, lumba-lumba sering menampakkan diri ke permukaan di waktu yang tak terduga.

"Lumba-lumba yang paling sering. Dia melompat-lompat keluar dari air. Gayanya seperti mau pamer kebolehan. Kalau lagi beruntung, Anda bisa menyaksikan itu karena waktunya suka tak terduga," ujarnya.

Yusen mengatakan datangnya ikan-ikan berukuran besar ke perairan Kepulauan Seribu akhir-akhir ini menandakan air laut di kawasan itu perlahan semakin bersih. Bagaimana tidak, 131 anggota pasukan oranye dengan 13 kapal angkut sampah berpatroli di perairan tersebut setiap hari.

"Tidak mungkin ikan itu mau datang kalau airnya kotor. Itu artinya ekosistem kita pulih kembali," kata Yusen.

Setiap harinya, lanjut dia, petugas kebersihan menjaring 7 ton hingga 8 ton sampah. Sampah-sampah itu dibawa aliran-aliran air sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. "Sampah itu kiriman dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung yang terbawa arus laut. Sebanyak 60% itu didominasi sampah plastik," ujarnya.

Bertambahnya turis setiap tahun, sambung Yusen, juga ikut menambah jumlah sampah. Tak bisa dimungkiri, masih banyak turis yang suka membuang sampah seenaknya.

Maka dari itu, pihaknya kini tengah menggiatkan keterlibatan nelayan setempat untuk ikut menjaga kebersihan. Pihaknya pun mendirikan bank sampah. Sampah yang berkurang diyakininya bakal menarik perhatian ikan.

"Kegiatan rutin ini diharapkan dapat menjadikan Kepulauan Seribu tambah bersih sehingga kedatangan lebih banyak ikan. Kalau begini turis juga akan makin berdatangan," ujar Yusen.

Selain itu, untuk melindungi keindahan bawah laut, Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu akan melatih staf mereka agar bisa menyelam. Menyelam dilakukan petugas untuk mengambil sampah yang sudah telanjur tenggelam. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya