Ahok Minta Dugaan Pencurian Kabel Diusut Tuntas

Sri Utami
06/3/2017 20:54
Ahok Minta Dugaan Pencurian Kabel Diusut Tuntas
(MI/RAMDANI)

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk melaporkan dugaan pencurian elemen kabel yang ada di saluran air. Dugaan tersebut berangkat dari banyaknya temuan gulungan kabel oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di saluran tersebut.

“Dari PLN bilang itu bukan punya mereka dan merasa tempatnya juga bukan di sana. Lalu jika mencuri kabel juga harus dikupas di dalam atau sekaligus dipotong. Kalau sudah dipotong begitu tolong bawa pergilah,” tegasnya

Dia juga mengatakan sudah menerima laporan hasil temuan tim PPSU yang menjadi penyebab beberapa tempat di Jakarta dengan cepat tergenang air. “Saya terima laporan tidak hanya kabel, ada semen, pasir dan bongkahan batu bekas proyek. Saya juga bingung dari mana datangnya,” cetusnya

Sementara itu wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan penemuan limbah dari kabel dan sisa proyek tersebut harus ditindaklajuti dengan mencari tahu lebih dalam dugaan yang selama ini terdengar.

“Harus ditindaklanjuti tidak boleh berhenti karena kami cuti nantinya. Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mengantisipasi banjir,” imbuhnya

Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja PLN Eko Sumantri mengatakan pencurian elemen kabel listrik tersebut terorganisir dengan penadah yang mempunyai modal besar. Selain itu untuk mendeteksi serta mendapatkan kabel listrik dengan kapastitas tersebut sangat beresiko tinggi sehingga dibutuhkan keahlian khusus.

“Tindakan ini bisa dikatakan bisnis hitam yang menguntungkan. Selain itu orang yang melakukan itu sudah mempunyai kemampuan untuk mendeteksi keberadaan kabel itu artinya sudah punya pengalamanan jika dia meleset dia bisa kena sengat listrik,” ujarnya

Menurutnya selain pencurian secara terorganisir, tindakan tersebut juga diduga dilakukan pihak ketiga setiap proyek instalasi pemasangan kabel. “Ada kelompok kerja proyek yang terkadang menggambil kelebihan kabel. Biasanya yang diambil tembaga yang ada di dalam kabel itu. pembungkusnya dibuang begitu saja,” imbuhnya

Dari penjualan tembaga tersebut lanjut Eko sang pelaku bisa menggantongi uang hingga ratusan juta setelah menjualnya ke penadah. “Nilai tembaga itu sangat mahal. Untuk satu kilogram tembaga dihargai Rp 50 ribu,” tambahnya.

Dari hasil penelusuran Media Indonesia, pimpinan sebuah perusahaan kontraktor instalasi kabel bawah tanah, Oslanto Delago Munthe, menyebutkan hanya ada tiga pihak yang mengetahui persis lokasi kabel. Yaitu, perusahaan operator selaku pemilik kabel, Dinas Bina Marga DKI yang mengeluarkan izin galian, serta perusahaan kontraktor yang mengerjakan instalasi.

"Hanya tiga pihak itu yang mengetahui persis letak instalasi kabel. Di kedalaman berapa kabel ditanam dan titik-titik mana yang dilalui instalasi, mereka yang tahu. Kabel itu ditanam paling bawah setelah kabel Telkom atau pipa gas," paparnya.

Pelaku tidak mungkin bisa mendeteksi keberadaan kabel tersebut tanpa ada informasi dari pihak yang berwenang memberikan izin saat menanaman kabel sekaligus alur instalasi kabel.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya