Keluarga Tetap Yakin Siti Aisyah hanya Korban

Wibowo Sangkala
03/3/2017 18:41
Keluarga Tetap Yakin Siti Aisyah hanya Korban
(Siti Aisyah---AFP/MOHD RASFAN)

KAMPUNG Ranca Sumur, Desa Sindang Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, sedikit berbeda sejak Siti Aisyah, 25, diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri Presiden Korea Utara Kim Jong Un.

Kampung halaman Siti Aisyah itu belakangan sering didatangi orang luar, baik wartawan, polisi, bahkan pejabat. Bahkan, wartawan dari luar negeri seperti Korea Selatan juga terlihat kerap mengunjungi rumah Siti. Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, juga menyambangi rumah kediaman orangtua Siti.

Rumah Siti memang agak berbeda ketimbang rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Rumah orangtua Siti lebih bagus jika dibandingkan dengan rumah para tetangganya. Rumah bercat kuning itu kini menjadi pusat perhatian banyak orang.

Sejak diketahui diduga terlibat dalam pembunuhan Jong-nam, rumah Siti tiap malam diadakan pengajian keluarga yang juga dihadiri para tetangga. Pengajian tiap malam itu dilakukan agar Siti terlepas dari masalah yang sekarang sedang dihadapinya.

Warga Kampung Ranca Sumur, Desa Sindang Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, menjadikan Siti sebagai topik utama pembicaraan mereka sehari-hari.

Tidak hanya di warung-warung, tapi setiap warga yang berkumpul sering kali sedang membicarakan Siti. Bahkan, kasus yang menimpa Siti mengalahkan topik pembicaraan mengenai Pemilihan Gubernur Banten. Pilgub Banten yang sedang hangat dibicarakan di banyak tempat di Banten, tapi tidak di Kampung Ranca Sumur.

Siti merupakan anak bungsu empat bersaudara dari pasangan Benah, 50, dan Asria, 55. Kedua orangtua Siti, kerabat, dan tetangga masih tidak bisa mempercayai bahwa Siti terlibat dalam pembunuhan keluarga Presiden Korut.

"Siti itu orang baik dan tidak pernah punya masalah di kampung ini," ujar Satria, 52, salah seorang warga Kampung Ranca Sumur.

Kedua orangtua Siti juga demikian. Mereka tidak menyakini anaknya terlibat dalam sebuah pembunuhan. Bahkan, sejak hari pertama Siti disebut-sebut sebagai pelaku pembunuhan, Asria mengurung diri di dalam kamar. Asria hanya bisa menangis. Sedangkan ibunya Siti, Benah, yang kerap menghadapi wartawan dan petugas yang mendatangi rumah mereka.

Di hari-hari berikutnya barulah Asria bisa menggantikan tugas istrinya untuk menemui pihak luar yang ingin mendapatkan informasi seputar Siti darinya. Pihak keluarga tetap menyakini bahwa Siti bukanlah pelakum melainkan korban dari konspirasi besar. Siti memang sedang bekerja di Batam untuk menghidupkan dirinya dan anaknya.

Namun, Siti diyakini tidak akan mau melakukan pembunuhan dengan imbalan berapa pun, meskipun dirinya sedang membutuhkan uang. Siti juga dipercaya tidak mengetahui benda yang dibawanya merupakan zat kimia yang sangat berbahaya.

"Siti itu korban, dia dibohongi oleh orang yang menyuruhnya," ungkap Asria.

Oleh karena itu, ia sangat berharap bisa bertemu dengan Siti di Malaysia. Asria juga mendesak pihak pemerintah Indonesia untuk bisa membantu proses hukum anaknya. Ia yakin Siti bukanlah otak pembunuhan, tapi korban karena dibohongi.

"Pak Jokowi tolonglah kami, saya tahu persis anak saya. Siti tidak punya keberanian untuk membunuh. Siti adalah korban," pinta Asria.

Keinginan Asria ternyata didengar oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah. Tatu kemudian mendatangi rumah Siti dan bertemu dengan kedua orangtua Siti. Tatu berjanji akan memberangkatkan Asria ke Malaysia untuk menemui anaknya.

"Secara pribadi saya akan bantu memberangkatkan orangtua Siti ke Malaysia," ujar Tatu.

Namun hingga hari ini, Asria memang belum berangkat ke Malaysia. Karena untuk memberangkatkan Asria harus berkordinasi dengan kedutaan besar dan pihak kepolisian di Malaysia.

"Masih proses karena harus berkordinasi dengan kedubes dan polisi Malaysia," tambah Tatu. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya