Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
UPAYA untuk mengatasi banjir di Jakarta dengan cara menormalisasi bantaran sungai menjadi suatu keharusan. Namun saat ini upaya tersebut masih terkendala dengan persoalan pembebasan lahan.
Hal tersebut dikemukakan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso, Kamis (23/2). Dia menyebut normalisasi Sungai Sunter yang akan ditambahkan kelebarannya dari 6 menjadi 18 meter saat ini masih terkendala masalah pembebasan lahan, terutama di lahan dekat hulu Kanal Banjir Timur (KBT).
"Belum tuntasnya normalisasi sungai tersebut menjadi salah satu penyebab banjir yang masih terjadi di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Rumah di bantaran sungai menghambat aliran air sehingga melimpah ke pemukiman warga," terangnya.
Dalam mengatasi banjir tersebut rencananya di bantaran sungai akan dibuatkan tanggul untuk mencegah air masuk ke permukiman. Total rencana tanggul yang akan dibangun sepanjang 35,65 km, dimana saat ini telah dikerjakan hingga 28,58 km.
“Prioritas utama kami adalah mendukung sisa 10% pembebasan lahan oleh Pemda DKI Jakarta sehingga kapasitas sungai dapat diperbesar yang akan mempercepat aliran air ke KBT” ujar Imam.
Saat ini kapasitas KBT ketika curah hujan tinggi sebetulnya masih memadai untuk menampung debit air yang masuk dari Sungai Sunter. Selain Sungai Sunter, KBT dengan panjang 23,5 km, juga memotong empat aliran sungai lain yakni Sungai Cipinang, Buaran, Jati Kramat dan Cakung.
Pemda DKI Jakarta telah melaporkan terdapat 36 bidang tanah yang masih harus dibebaskan untuk penyelesaian normalisasi Sungai Sunter. Jika pembebasan lahan bisa dituntaskan, maka persiapan kontrak untuk pembangunan fisiknya juga dapat dipercepat. Pada tahun 2017 ini, diperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian normalisasi Sungai Sunter adalah Rp 14 milyar.
Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, T. Iskandar menyatakan pemerintah akan melakukan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 19 km mulai dari Pintu Air Manggarai hingga Jembatan Tol Simatupang. Namun karena terkendala lahan dan kesiapan Pemprov DKI dalam menyediakan rumah susun bagi warga yang terdampak, normalisasi Sungai Ciliwung baru mencapai 15,4 km.
Hal tersebut dapat terlihat pada wilayah Kelurahan Bukit Duri yang beberapa wilayahnya belum dinormalisasi. Jika ditinjau dari atas Jembatan Tongtek di Kelurahan Bukit Duri terlihat deretan rumah di bantaran sungai yang belum dibebaskan sehingga pelebaran sungai tertunda.
Dari Jembatan Tongtek ke arah hilir sampai perumahan Garuda di sekitar SMAN 8 sepanjang 700 meter belum bisa dilakukan normalisasi, sehingga menjadi salah satu penyebab banjir di Kelurahan Bukit Duri. Pemerintah menargetkan sisia 3,6 Km perbaikan alur sungai Ciliwung bisa selesai pada akhie 2017. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved