Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terus berbenah menuju kota megapolitan yang modern. Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta akan mengembangkan tiga terminal dengan konsep transit oriented development (TOD).
Konsep TOD ialah kawasan terminal yang di dalamnya terdapat hunian, perkantoran, area komersial, parkir, dan terintegrasi dengan transportasi kereta api ringan (light rail transit/LRT).
"Seiring dengan rencana induk transportasi Jabodetabek yang disusun Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) dan mempertimbangkan pengembangan jaringan transportasi umum serta optimalisasi fungsi pemanfaatan ruang, Dishubtrans membuat perencanaan untuk pembangunan TOD," kata Wakil Kepala Dishubtrans Sigit Widjatmoko kepada Media Indonesia, kemarin (Minggu, 12/2).
Terminal yang menjadi TOD meliputi Kampung Rambutan, Terminal Pulo Gadung, dan Terminal Rawa Buaya. Ketiga terminal akan terintegrasi dengan sejumlah perkantoran dan hotel.
Misalnya, di kawasan Terminal Kampung Rambutan akan dibangun hotel berlantai 15 serta satu gedung perkantoran berlantai 15 masing-masing dengan areal seluas 1.024 meter persegi.
Di kawasan tersebut juga direncanakan ada 3 bangunan retail, 1 bangunan empat lantai dengan lahan seluas 5.184 meter persegi, 1 bangunan tiga lantai yang berdiri di atas areal 4.224 meter persegi, serta 1 bangunan dua lantai di atas lahan seluas 5.376 meter persegi. Hotel dan gedung perkantoran itu dibangun pihak swasta melalui mekanisme lelang investasi.
"Pembangunan ini memang konsepnya swasta. DKI tidak menganggarkan, uangnya dari swasta. Semuanya dilakukan secara terstruktur," jelas Sigit.
Untuk kawasan Terminal Rawa Buaya direncanakan terintegrasi setidaknya dengan lima menara (tower) rumah susun (rusun) serta dua hotel.
Selain itu, ada pula pasar rakyat. Berdasarkan desain yang dipaparkan, pasar rakyat terhubung dengan Stasiun Rawa Buaya dan stasiun LRT yang sejajar dengan tol JORR.
Pada kesempatan tersebut, Sigit juga menarangkan bahwa di Terminal Pulo Gadung akan tersedia peron bus luar kota dan dua peron bus dalam kota. Proyeksi pengembangan fisik ketiga terminal itu dipersiapkan pada 2018 dan diharapkan sudah beroperasi setahun kemudian.
Trayek AKAP
Seiring dengan dibangunnya Terminal Rawa Buaya, trayek bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Kalideres dipindahkan ke Terminal Rawa Buaya.
Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Barat, Anggiat Banjanahor, mengatakan Terminal Kalideres selanjutnya dipersiapkan menjadi pendukung transportasi ke kota pinggiran Jakarta, khususnya kawasan Tangerang.
"Di tempat itu pula akan ada pemindahan fasilitas layanan uji kir yang saat ini berada di kawasan Kedaung Kaliangke, Cengkareng," imbuhnya.
Terminal Rawa Buaya memiliki luas 9,8 hektare atau tiga kali lipat dari Terminal Kalideres yang hanya 3,2 hektare. Dengan demikian, Terminal Rawa Buaya akan menjadi terminal tipe A karena memiliki luas lebih dari 5 hektare sesuai aturan Kemenhub.
Anggiat memprediksi, bila proyek dilakukan dengan sungguh-sungguh, paling lama pembangunan hanya memakan waktu 1,5 tahun. (Aya/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved