Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SANDAL jepit Titin, 42, langsung dipenuhi tanah merah saat masuk ke area pembangunan Rumah Susun (Rusun) KS Tubun Jakarta Pusat.
Tanahnya yang lembek dan licin beberapa kali hampir membuatnya jatuh terpeleset.
Di beberapa titik area tanah itu ada beberapa cekungan kecil yang menjadi genangan air hujan, menandakan tanah itu belum diratakan.
Di beberapa sudut terlihat material bangunan diletakkan sembarang bahkan gulungan kabel listrik dibiarkan tergeletak di tanah dengan kondisi basah.
Titin yang sekadar lewat memilih melihat sebentar saja pembangunan rusun itu.
Perempuan dengan tubuh subur itu ternyata ketua RT 10 Kelurahan Kota Bambu Selatan, Jakarta Pusat.
Dia mengaku bertanggung jawab untuk mendata warga yang akan menempati rusun 17 lantai itu.
"Saya yang bertanggung jawab untuk mendata warga yang akan tinggal di rusun," ujarnya.
Sejak enam bulan lalu, lanjut Titin, sudah delapan ribu keluarga yang terdata untuk menempati rusun tersebut.
Mayoritas warga bahkan sudah tak sabar untuk segera menempati hunian baru itu.
Itu disebabkan hunian yang jauh lebih berkualitas sudah di pelupuk mata.
"Para penghuni rusun ialah warga yang terkena penertiban bantaran kali. Mereka selama ini tinggal di bantaran kali di Tanah Abang dan dan Bukit Duri," papar Titin.
Disebut berkualitas karena hunian yang bakal ditempati itu jauh lebih layak bila dibandingkan dengan hunian mereka sebelumnya di pinggir kali.
Tiap unit berukuran 36 meter persegi dengan dua kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.
"Salah satu penekanannya ada di kamar mandi itu. Nanti tiap keluarga punya satu kamar mandi di dalam. Jadi tidak perlu lagi mengantre kalau mau mandi di kamar mandi umum seperti saat tinggal di pinggir kali," seloroh Titin.
Sayangnya, sambung dia, pengerjaan rusun itu sangat lamban. Kontraktornya tak mampu menepati deadline pengerjaan yang seharusnya selesai pada 3 Februari lalu.
Seperti saat disambangi kemarin.
Di sana sini masih terdengar suara palu para tukang bekerja.
Beberapa unit masih dalam kondisi berantakan dan belum dicat. Kusen jendela pun belum terpasang.
Bahkan bahan bangunan seperti batu dan kayu masih banyak berserakan di lantai.
"Di lantai 1 sampai 10 sudah selesai pengerjaannya. Nah di lantai 11 sampai 17 itu yang masih berantakan," urai Titin.
Tak cuma itu, sejumlah fasilitas pendukung juga belum terpasang, seperti instalasi pipa saluran air, instalasi listrik, dan lift.
Sanksi denda
Saat dihubungi di kesempatan berbeda, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Iman Satria sama kecewanya dengan para warga itu.
Saat meninjau rusun tersebut beberapa hari lalu, ia menemukan hasil kerjaan yang masih compang-camping, selain masalah utamanya yakni molor dari deadline.
"Ini dikerjakannya asal-asalan. Misalnya saja, jalan antarblok rusun itu tidak pas hitungan kemiringannya, tidak rata. Mudah sekali jadi kolam air saat hujan turun. Masak nanti ada rusun yang kebanjiran?" sindirnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Arifin menjelaskan pengerjaan proyek itu seharusnya selesai pada 31 Desember lalu.
Namun, kontraktor meminta diberikan perpanjangan waktu hingga 3 Februari 2017 karena pengerjaan belum selesai.
Meleset dari perkiraan, kontraktor kembali meminta pengunduran waktu hingga 15 Februari.
"Batas waktu terakhirnya sampai 15 Februari 2017. Kami pastikan tidak akan memberikan perpanjangan lagi," tegas Arifin.
Ia menambahkan, jika kontraktor tidak bisa menyelesaikan pembangunan sesuai dengan tenggat, akan dikenai sanksi.
Sanksi terberat masuk daftar hitam atau blacklist. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved