Perempuan-Perempuan itu tak Pernah Berganti Profesi

Sri Utami/J-4
27/1/2017 05:11
Perempuan-Perempuan itu tak Pernah Berganti Profesi
(MI/Panca Syurkani)

Susan, 30, mengibaskan rambutnya yang masih basah. Mahkota kesayangannya itu dibiarkan tergerai di pundak. Sore itu, dengan ditemani sebatang rokok filter, dia duduk bersantai di kawasan lokalisasi Royal, Bandengan, Jakarta Barat.

Asap rokoknya dikepulkan bergulung-gulung untuk membentuk lingkaran. Wajahnya yang putih, tanpa polesan bedak dan gincu, tertutup gumpalan asap rokok.

Dia tersenyum melihat deretan kepulan asap rokok membentuk lingkaran yang membesar. Senyumnya semakin cerah karena warna alis mata yang kontras dengan kulit wajahnya yang putih.

Susan ialah satu dari ratusan perempuan yang kehilangan mata pencarian di lokalisasi Kalijodo beberapa waktu lalu. Meski tergusur dari kawasan itu, ia tetap menggeluti profesi pekerja seks komersial (PSK) hingga kini. "Setelah digusur, saya dan teman-teman pindah ke sini. Kenapa di sini? Berprofesi seperti ini, kan saling tahu. Sebelum ke sini, sudah ada teman-teman yang menetap di sekitar sini," kata perempuan bertubuh sintal itu.

Kawasan itu termasuk kumuh. Lokasinya tidak jauh dari kolong Tol Gedong Panjang. Di sana Susan menyewa sepetak ruangan berukuran 3 x 4 meter.

Profesinya tak berubah. Pascapenggusuran lokalisasi Kalijodo, dia tetap melayani para pria hidung belang. "Sama saja dengan tempat dulu (lokalisasi). Di sini juga masih sama teman-teman lama. Bedanya apa ya... paling di sini ada kereta api kali ya," ujarnya tersenyum.

Aktivitas kegiatan di kawasan itu cukup sibuk. Kegiatan di pasar, warung-warung, para juru parkir di bawah kolong tol, salon, hingga kafe mewarnai keseharian warga di kawasan tersebut.

Seorang warga Bandengan yang meminta identitasnya tidak diungkapkan mengatakan jumlah PSK di sana berlipat akibat penertiban Kalijodo. Di kawasan itu, mereka menyewa kamar-kamar indekos untuk menjalankan bisnis esek-esek.

"Mereka berbondong-bondong pindah ke sekitar sini," kata pria pemilik warung kelontong di kawasan itu. Namun, meski mendapat tambahan penghuni, warga bisa hidup tenang.

Mereka tidak mempersoalkan tinggal berdampingan dengan para PSK. "Aman-aman saja. Sebenarnya warga di sini juga diuntungkan. Seperti saya nih, bisa dagang dan pembeli semakin banyak," cetusnya. Tidak pernah ada warga yang mempersoalkan keberadaan para wanita penghibur itu. Warga tetap menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa merasa terganggu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya