Ada yang Ingin Pasar ini Terbakar

Sri Utami/J-4
20/1/2017 03:01
Ada yang Ingin Pasar ini Terbakar
(MI/Arya Manggala)

SIAPA yang tak iba melihat derita para pedagang di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Lewat tengah malam, kemarin, api melalap habis lapak-lapak tempat mereka menggantungkan hidup.

Kesedihan bercampur amarah tergambar di wajah mereka. Salah satunya pria Tapanuli bermarga Siahaan.

Sembari duduk di pojok halte bus Trans-Jakarta Pasar Senen, dia berkali-kali mengepalkan tangan dan memukulkannya ke dahi yang penuh peluh.

Pedagang pakaian impor bekas itu menahan amarah karena lapak tempatnya menggelar dagangan sehari-hari di lantai tiga, blok satu, kini tinggal puing.

"Semuanya habis! Hidup sudah susah, malah bertambah sulit. Kami di sini mencari makan secara halal, tiba-tiba semuanya ludes," cetusnya.

Tak jauh dari halte bus Trans-Jakarta, rekan-rekannya berkerumun, saling melontarkan nada bicara tinggi.

Mereka terlibat dalam adu debat untuk menuntut pemerintah segera menyediakan tempat yang baru.

Ratusan pedagang di Pasar Senen, kata Siahaan, sebenarnya sudah tidak kaget dengan insiden itu.

Lapak-lapak di pasar bersejarah itu sudah beberapa kali ludes dilalap api.

Menurutnya, insiden itu didalangi pihak tertentu.

"Sudah turun-temurun kami punya lapak di sini dan kejadian seperti ini sudah berulang kali. Kami marah bukan karena kerugian harus ditanggung, melainkan kami tahu ada pihak tertentu yang menginginkan tempat ini habis. Ini yang tidak pernah diungkap," tegasnya.

Kerabatnya yang juga bermarga Siahaan mengungkapkan, menurut cerita petugas keamanan di Pasar Senen, api mulai terlihat sekitar pukul 02.00 WIB di lantai dua.

Saat itu petugas keamanan mencium bau sangit seperti karet terbakar.

Namun, itu dibiarkan karena alarm tidak berbunyi.

Para pedagang mencurigai pelaku telah mempersiapkan rencana secara matang sebelum beraksi.

Hal itu diperkuat fakta lainnya, yaitu pintu akses untuk memudahkan pemadaman terkunci rapat saat kejadian.

Menurut salah satu petugas keamanan pasar, Akhmad Faisal, titik awal api tidak ditemukan meski cukup banyak petugas yang berupaya mencari asal api.

"Kami justru tahu dari alarm kebakaran, lalu kami cari asal api, tapi tidak ketemu. Asap semakin banyak membuat semakin kami sulit mencari tempat yang terbakar," terangnya.

Malam itu Faisal berjaga di pintu masuk sebelah timur.

Ketika asap mulai terlihat, Faisal mengatakan seluruh petugas secara sigap berpencar untuk mencari titik awal kebakaran.

"Saya juga tidak tahu apa yang kenapa lama memanggil petugas pemadam kebakaran. Padahal, jarak ke markas pemadam kebakaran hanya sekitar 1 kilometer dari sini," tutupnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya