Antara Honorer dan Dugaan Pungli Sekolah

MI
16/1/2017 09:05
Antara Honorer dan Dugaan Pungli Sekolah
(Facebook)

PUNGUTAN liar atau pungli ibarat kentut. Baunya tercium, sumbernya sulit terlacak. Nasib apes menimpa guru honorer SMA Negeri 13 Depok Andika Ramadhan Febriansah yang mencoba mengendus bau itu. Kontraknya tidak diperpanjang lagi.

Mahasiswa semester terakhir Universitas Negeri Jakarta, jurusan sejarah itu, kerap dilapori anak didiknya terkait dengan pungli berupa pungutan dana sumbangan untuk pembangunan gedung sekolah, fotokopi pelajaran, serta pungutan-pungutan lainnya.

"Banyak orang yang mengeluh ke saya, kenapa sumbangan ditentukan jumlahnya. Uang fotokopi juga begitu, ada yang ngadu ke saya per lembarnya Rp1.000. Saya lapor ke guru-guru lain, jawabannya mengecewakan," ujarnya.

Lantaran kecewa tidak mendapatkan jawaban yang memadai, Andika mencurahkan kegundahannya ke medsos. Melalui akun Facebook-nya, Andika menyebutkan buruknya sistem pendidikan yang ada di sekolah. Termasuk salah satunya soal pungli dan uang bangunan sekolah. "'Padahal bangunan sekolah tidak kunjung selesai. Uangnya ke mana," curhat Andika yang tengah menyusun skripsi di medsos.

Posting-an itu kemudian menjadi viral, banyak respons dan dukungan yang dia terima. Termasuk siswanya yang sudah jatuh cinta dengan cara pengajaran Andika. Tak lama posting-an itu muncul, Andika dikabari tidak lagi mengajar di sekolah tersebut. Selain disebabkan masa kontraknya habis, diduga ada masalah lain yang menjadi pemicu kontraknya tidak diperpanjang.

Dalam menanggapi soal ini, Kepala SMAN 13 Mamad Mahpudin, membantah telah memecat Andika karena tulisan di medsos. "Masa kontraknya sebagai tenaga honorer memang sudah habis. Dia kami kontrak di semester ganjil ini mulai Juli 2016 hingga Desember 2016," jelasnya.

Terkait dengan kontrak Andika yang tidak diperpanjang, Mamad berdalih, Andhika tidak ada kemajuan dalam menyelesaikan skripsinya. Untuk itu, Mamad meminta Andika menyelesaikan skripsinya dulu baru kembali mengajar. Jadi sementara ia dipindahkan ke bagian perpustakaan. "Dia enggak mau, jamnya dikurangin enggak mau juga. Ketika dikontrak menjadi kewenangan kami jika saat dia mengajar ada hal melenceng dan kami putuskan. Kami minta Andika fokus ke sekolahnya (skripsi) saja," paparnya.

Guru yang meminta uang fotokopi ke siswa juga sudah mengundurkan diri. Uang study tour juga tidak memberatkan siswa. "Siapa yang mau ikut silahkan," ujarnya. (Kisar Rajaguguk/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya