Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMBANGUNAN fasilitas umum sarana pejalan kaki atau pedestrian di sekeliling Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor akhirnya rampung.
Penyelesaian proyek yang dimulai pada Juli 2016 itu sedikit meleset dari target awal 22 Desember 2016.
Meski belum secara resmi dibuka, pedestrian selebar kurang lebih 5 sampai 7 meter dengan total panjang sekitar 4 km tersebut kini sudah bisa dinikmati.
Bukan saja bagi pejalan kaki, fasilitas yang pembangunannya menghabiskan dana Rp32 miliar lebih dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat itu juga dilengkapi dengan area atau jalur khusus pesepeda.
Seperti terlihat kemarin pagi, banyak warga beraktivitas di pedestrian yang juga merupakan jalur sistem satu arah tersebut.
Ada yang berlari, ada yang jalan, bermain skateboard, dan banyak juga yang bersepeda.
Mereka yang sekadar duduk di kursi-kursi di bawah pohon di bagian samping Kebun Raya Bogor pun tak sedikit.
"Sekarang lebih leluasa. Lebih nyaman," kata Nita Utami, salah satu penikmat pedestrian.
Nita yang mengaku punya kebiasaan rutin lari pagi setiap hari sebelum beraktivitas kerja itu merasa senang. Dia merasakan suasana dan kenyamanan berbeda.
Berbeda dengan dulu ketika ia memanjakan hobinya di sekitar Lapangan Sempur.
Pedestrian di sekeliling Istana dan Kebun Raya Bogor akan dibuka secara resmi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, pertengahan Januari ini.
Beberapa hari lalu, Bima dan jajarannya melakukan pengecekan demi memastikan kenyamanan fasilitas publik tersebut, khususnya soal keamanan dan kenyamanan bagi seluruh pengguna jalan termasuk kaum disabilitas.
Tiga target
Bima mengatakan masyarakat bisa memanfaatkan pedestrian itu untuk kegiatan olahraga seperti berlari, joging, dan bersepeda.
"Fasilitas umum ini dibangun untuk memuliakan para pejalan kaki dan mengubah paradigma warga dalam menggunakan kendaraan pribadi," ujarnya.
Pun demikian dengan pehobi gowes.
Fasilitas di seputar Kebun Raya Bogor ada yang berupa jalur khusus pesepeda (yang menyatu dengan jalur pejalan kaki) dan ada yang berupa lajur pesepeda yang menyatu dengan lalu lintas umum (mixed traffic).
Penggunaan fasilitas itu disesuaikan dengan keberadaannya. Bagi jalur khusus dengan pembatas fisik, peruntukannya pun khusus bagi pesepeda.
Berbeda dengan jalur sepeda yang menyatu dengan lalu lintas umum, penggunaannya situasional, tapi tetap berpegang pada regulasi yang ada. Keselamatan pejalan kaki dan pesepeda tetap menjadi yang utama.
Bima memberikan contoh kasus busway dengan pembatas fisik (barrier) yang hanya diperuntukkan bus Trans-Jakarta, sedangkan lajur bus Trans-Jakarta yang menyatu dengan lalu lintas umum (berupa marka jalan) dapat dilintasi kendaraan lain.
Perda Kota Bogor No 3/2013 menggariskan pula jalur sepeda terbagi menjadi dua.
Pertama lajur khusus (dengan pembatas fisik) yang hanya diperuntukkan pesepeda dan sepeda motor yang melintasinya dapat dikenai sanksi.
Kedua, lajur yang menyatu dengan lajur lalu lintas umum dengan rambu lalu lintas atau marka jalan (tanpa pembatas fisik) yang bisa saja dilintasi kendaraan bermotor dengan tetap memprioritaskan pesepeda.
Bima menjelaskan ada tiga target pembangunan pedestrian di seputar Kebun Raya Bogor nanti.
Pertama, sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat Kota Bogor.
Kedua, menyosialisasikan pedestrian sebagai salah satu destinasi wisata Kota Bogor ke tingkat nasional.
"Ketiga, peresmian nanti menjadi momentum atau kampanye tertib berlalu lintas. Kita kampanyekan bagaimana memuliakan pejalan kaki, menggunakan jalur sepeda, dan menghormati sesama pengguna jalan," tandas Bima.
Peresmian nanti akan diikuti ratusan pelari, komunitas pejalan kaki, komunitas sepeda, penyandang disabilitas, dan dimeriahkan ratusan pelajar. (X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved