Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEBANYAK 13 korban terbakarnya Kapal Zahro Express masih terbaring di rumah sakit. Mereka dirawat di lima rumah sakit, yakni Rumah Sakit Pluit, Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto, Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per 4 Januari 2017, pukul 09.00 WIB, korban yang dirawat di RS Pluit ada satu orang, RS Pusat Pertamina dan RS Cipto Mangunkusumo masing-masing tiga orang, RSPAD Gatot Subroto ada empat orang dan RSUD Budhi Asih ada dua orang.
"Total 13 pasien masih dirawat," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Koesmedi, Rabu (4/1).
Koesmedi menjelaskan, pasien yang dirawat di RS Pluit atas nama Sumardi, 35. Dia didiagnosa mengalami Multiple Combustio Grade I-II 15%.
Kemudian, korban di RSPP yakni, Dinandra Arhisy, 19, mengalami trauma inhalasi, Zainal Arifien, 55, didiagnosa mengalami combustio grade II 28%, dan Irna Wirnatin, 49, didiagnosa mengalami combustio grade 2A 30%.
Sementara itu, korban yang dirawat di RSPAD Gatot Subroto adalah Yuk Chen, 62, didiagnosa trauma inhalasi drowning, Putra Afon, 10 bulan, diagnosa trauma inhalasi, Febriando, 1, diagnosa luka bakar 5% grade II pada wajah dan paha kanan, serta Amirah, 4, diagnosa trauma inhalasi.
Korban yang masih di rawat di RSUD Budhi Asih adalah Neneng Reni, 42, diagnosa aspirasi pneumonia, dan Mutiara, 26, diagnosa aspirasi pneumonia.
"Dirawat di ruang perawatan biasa, rujukan dari RS Atmajaya," tambah dia.
Sedangkan, korban yang dirawat di RSCM adalah Adi Saripudin, 25, diagnosa Combustio grade II 27%, Homsari, 42, diagnosa aspirasi pneumonia, Laras Mey Ariana, 16, diagnosa Combustio grade II-III 26%.
Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar, Minggu (1/1). Ratusan penumpang kapal diketahui terluka, sementara puluhan lainnya meninggal.
Saat kejadian, nakhoda sama sekali tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP). Ia justru melompat lebih dulu dari kapal tanpa membantu evakuasi penumpang.
Sementara itu, penyelidikan terbakarnya kapal diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT belum bisa menarik kesimpulan penyebab terbakarnya Kapal Zahro Express.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya membutuhkan waktu hingga tiga bulan ke depan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved