Rp563 M APBD Depok tidak Terserap

Kisar Rajagukguk
02/1/2017 10:10
Rp563 M APBD Depok tidak Terserap
(Pekerja menyelesaikan pembuatan separator pembatas jalan di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat---MI/Bary Fathahilah)

PEMBANGUNAN di Kota Depok, Jawa barat, selama 2016 tak berjalan sesuai rencana. Anggaran Rp563 miliar dari total APBD sebesar Rp3,1 triliun pun tak terserap.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Anggaran (DPPKA) Kota Depok Nina Suzana mengakui, pembangunan fisik maupun nonfisik yang direncanakan pada 2016 tak bisa diwujudkan semuanya.

"Tahun ini (2-2016) pembangunan fisik maupun nonfisik yang dianggarkan di APBD tidak tuntas. Terdapat sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) sebesar Rp563 miliar," kata Nina, Sabtu (31/12/2016).

DPRD Kota Depok, kata dia, sebenarnya sudah mewanti-wanti kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar jangan sampai ada dana yang telah dianggarkan dalam APBD tidak digunakan.

Dengan silpa Rp563 miliar, pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, gedung, maupun sarana dan prasarana publik lainnya tidak semuanya selesai.

"Banyak faktor kenapa silpa jadi tinggi. Bisa jadi karena (aparat) hati-hati menggunakan anggaran."

Menurut Nina, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2016-2021 Pemkot Depok berupaya penggunaan anggaran semaksimal mungkin. Pihaknya berusaha menurunkan silpa, antara lain dengan meningkatkan perbaikan proses penganggaran.

"Selain itu, mengoptimalkan pelaksanaan program pembangunan dengan monitoring dan evaluasi sehingga dapat terlaksana tepat waktu, " jelasnya.

Namun, silpa tetap saja cukup tinggi dan itu menjadi fenomena saban tahun. Hanya saja, Nina menepis anggapan bahwa jumlah silpa yang cukup tinggi menodai predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan. "Silpa tinggi tidak mengartikan bahwa pemkot buruk dalam hal membelanjakan dan mengelola anggaran."

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-Pera) Kota Depok Manto Jorghi mengatakan silpa APBD pada dinasnya mencapai Rp18 miliar dari total Rp415 miliar.

"Silpa tinggi disebabkan 25 proyek fisik (jalan dan jembatan, sumber daya air, dan jalan lingkungan) gagal lelang dan tak cukup hari untuk mengerjakan kegiatan," katanya.

Ia menjanjikan ke depan dinas yang ia pimpin akan mengoptimalkan anggaran dari APBD sehingga silpa bisa ditekan. (KG/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya