Kasus Pulomas Diduga Bermotif Dendam

Nicky Aulia Widadio
28/12/2016 05:40
Kasus Pulomas Diduga Bermotif Dendam
()

KASUS pembunuhan yang menewaskan enam dari 11 orang di sebuah rumah mewah di Pulomas diduga bermotif dendam pribadi. Dasarnya ialah tidak ada barang yang dicuri dari rumah korban.

Itu dikatakan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda setelah menjenguk salah satu korban, Zanette Kalila Azaria, 13, di RS Kartika Pulo Mas. “Zanette juga bercerita bahwa enam bulan lalu seorang penjaga rumahnya sempat dipecat lantaran kepergok mencuri,” ujar Erlinda kepada pers di Jakarta, kemarin.

Selain Zanette, para korban selamat lainnya ialah empat pembantu bernama Emi, 41, Santi, 22, Fitriani, 23, dan Windy, 23.

Enam korban tewas ialah dua saudara Zanette bernama Diona Arika Andra Putri, 16, dan Dianita Gemma Dzalfayla, 9, beserta ayah mereka Dodi Triono, 59, yang bekerja sebagai konsultan arsitektur. Korban tewas lainnya ialah sahabat Dianita bernama Amelia Calista Putri, 10, dan dua sopir, yaitu Tasrok, 40, dan Yanto.

Kejadian pembunuhan diketahui ketika saksi bernama Sheila Putri mendatangi rumah Dodi Triono di kawasan Pulomas Residence, Jalan Pulomas Utara nomor 7A RT 12/16 Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, kemarin sekitar pukul 06.30 WIB. Pintu rumah dan garasi ketika itu tidak terkunci.

“Terdengarlah di situ ada rintihan, jeritan. Dia kemudian lari ke sekuriti perumahan. Setelah itu, sekuriti bersama Sheila Putri ini ke pos polisi Kayu Putih,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono.

Petugas piket reserse dan kriminal bergerak ke lokasi kejadian. Ternyata ditemukan 11 orang yang disekap dalam toilet tanpa ventilasi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Enam orang meninggal yang diduga akibat kehabisan oksigen dan lima lainnya masih hidup.

Polda Metro Jaya langsung melakukan olah tempat perkara dan identifikasi dengan dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan.

Seluruh jenazah dikirim ke RS Polri untuk proses autopsi dan para korban selamat dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kombes Argo Yuwono mengatakan, dari hasil sementara olah tempat perkara, tidak ditemui ada pintu yang rusak. “Pintu gerbang tidak tertutup,” ujarnya. Selain itu, belum ditemukan barang yang hilang.

Tiga pelaku
Berdasarkan kesaksian korban, pelaku diduga tiga orang yang mendatangi rumah sejak Senin (26/12) sore. Mereka pertama-tama menodong Yanto, sopir Dodi.

“Dari keterangan pembantu, ada dua yang menodong korban pakai pistol dan satu lagi bawa golok. Saat itu Yanto mau mengeluarkan mobil. Saat (Yanto) baru buka pagar, datang para pelaku,” Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKB Hendy F Kurniawan menjelaskan.

Sementara itu, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ferdinand Andi Lolo mengatakan penyekapan dan pembunuhan korban di Pulomas bukan modus baru.

“Tindakan itu dilakukan pelaku karena situasional dan spontan. Bagi pelaku, kamar mandi menjadi pilihan rasional untuk bisa mengontrol gerak-gerik korbannya di lokasi,” kata Ferdinand saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Keadaan akan berbeda jika mereka disekap di kamar tidur dengan akses jendela dan pintu. Akan terbuka kemungkinan korban bisa berinteraksi dengan orang lain dan meminta tolong. (KG/Beo/Mtvn/X-11)

nicky@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya